Ada hal yang membuat snack ini istimewa yaitu karena saya sangat pelit untuk urusan snack. Hal tersebut sebenarnya ada alasannya.Â
Batuk. Itu alasannya. Ya, mereka mudah batuk jika habis makan snack.
Satu-satunya orang yang mengizinkan mereka melanggar 'peraturan' ini adalah ayah mereka. Benar, ayah justru membelikan snack ini  saat mereka habis potong rambut.
Selain membeli snack, hal lain yang membuat potong rambut menjadi saat yang berkesan adalah karena sehabis potong mereka diajak membeli tabloid Bola di sebuah kios kecil yang lokasinya tak jauh dari masjid.
Sampai di rumah biasanya koran dibeber, dibaca bersama. Favorit mereka adalah Liga Italia. Sebuah rubrik yang banyak dihiasi foto- foto menarik aksi para pesepak bola Italia.
Pernahkah anak-anak mencoba potong di barbershop? Pernah. Ketika itu sedang ada rezeki, sehingga ketiganya diajak ayahnya potong di barbershop. Ongkosnya tentunya sedikit lebih mahal daripada tukang cukur Andri.
Hasilnya lebih bagus, tapi entah mengapa modelnya kami kurang cocok. Memang lebih halus, dan bagus, tapi punya Andri lebih mengena di hati..he..he...
Sampai sekarang potong rambut Andri masih eksis. Kiosnya masih seperti dulu. Meski barbershop mulai bermunculan di mana- mana, potong rambut Andri tetap mempunyai pangsa pasar tersendiri .
Anak saya sendiri sesekali juga ke sana ketika ingin potong rambut, tapi sudah tak sesering dulu.Â
Ya, mereka sudah tidak dikejar kewajiban potong rambut lagi dari sekolah. Apalagi anak saya yang bungsu lebih suka membiarkan rambutnya gondrong.