Demikian juga penjual kue pukis tampak mulai menyalakan kompor untuk mulai memasak adonannya.
Di perempatan Jalan Ijen lampu menyala merah.
"Terus, atau belok?" tanya anak saya.
"Terus saja, kita ke arah museum," jawab sayaÂ
Ketika lampu menyala hijau untuk pejalan kaki kamipun menyeberang menuju Jalan Ijen atau Ijen Boulevard.
Berjalan melintasi Jalan Ijen selalu mengingatkan saya ketika kecil. Saya sering jalan-jalan di sini.Â
Tempat yang paling ramah untuk pejalan kaki. Dengan berpagar pohon palma  di sepanjang jalannya, trotoar menjadi tempat jalan kaki yang begitu romantis.Â
Semasa SMP saya setiap hari melalui jalan ini menuju ke sekolah saya yang terletak di jalan Lawu. Aih, seandainya trotoar-trotoar secantik jalan Ijen, pasti banyak orang yang suka berjalan kaki, dan kita tidak dinobatkan sebagai negara yang warganya paling malas berjalan kaki. He..he
Di depan museum tampak beberapa orang berolah raga. penggemar fotografi tidak mau ketinggalan. Mereka mencari posisi yang pas untuk mengambil gambar.Â
Suasana pagi di kawasan Museum Brawijaya benar- benar cantik. Tak heran jika di daerah ini sering dijadikan sasaran bidikan para penggemar fotografi.