"Ayo.., ndang nyoblos..," teriakan Mbak Sur warga RT 20 kampung Manggis sudah terdengar berapi-api.Â
Hari sudah menunjukkan pukul sembilan. Mbak Sur sudah rapi dan siap pergi ke TPS bersama Mbak Menik dan Mbak Susi.
Ketiganya dengan dandanan yang simpel tapi cantik sudah siap berangkat ke TPS 11 yang berlokasi di sebuah SD di dekat rumahÂ
"Mbak Diin, Mbak Kholif.., ayo budhal...," teriak Mbak Sur menambahkan. Blouse pink kembang-kembang dengan celana hitam membuat penampilannya pagi itu begitu cerah.
Ya, ini adalah hari istimewa. Hari dimana warganegara berhak menggunakan hak pilihnya untuk menentukan siapa yang akan menjadi pemimpin daerah.Â
Hak yang benar- benar harus dimanfaatkan karena akan menentukan arah pembangunan lima tahun ke depan, itu pesan guru PMP nya dulu.
Dari jendela sebuah rumah sesosok wajah muncul. "Aku nanti Mbak, lodehku belum mateng," kata sang pemilik wajah.
"Oke, aman Mbak Dina..., silakan melodeh..., aku duluan ya..," jawab Mbak Sur sambil terus melanjutkan perjalanan.
Suasana TPS sudah ramai. Beberapa petugas dan linmas sudah bersiap di tempat masing-masing.
"Nyoblos, Mbak Sur?" sapa seseorang berseragam linmas.