Yeni yang sejak tadi bersembunyi di dalam kamar langsung berlari memeluk ibuknya.
Sejak hari itu Tarno semakin jarang pulang ke rumah dan proses perceraian antara keduanya terus dilakukan.
Setelah proses yang lumayan panjang, merekapun resmi bercerai. Diana begitu bersyukur. Ia merasa  lebih plong karena tidak selalu dikejar rasa takut akan amarah suaminya setiap hari.
Di satu sisi, secara ekonomi ia benar- benar harus mulai dari nol. Uang dari Tarno tidak pernah diberikan kepadanya dengan berbagai alasan. Tarno bahkan seperti lupa pada Yeni yang saat itu masih duduk di kelas tiga SD.
Sejak saat itu kebutuhan sehari-hari, termasuk bayar air, listrik dan sekolah Yeni menjadi tanggungan Diana.
Dalam kondisi seperti itu membuat kue menjadi satu- satunya harapan. Hobi yang yang agak lama ditinggalkannya, kini akan coba ditekuninya kembali.
 Dengan sedikit tabungannya Diana mengambil kursus membuat kue dan sesudahnya ia mulai berani menerima pesanan kue dalam berbagai varian.Â
Hasil tidak akan mengkhianati usaha. Karena ketekunannya, namanya semakin berkibar. Dalam berbagai event di kampung seperti tahlilan, khitanan juga pernikahan, Â Diana mulai banyak menerima pesanan kue.
Selain itu Diana menjadi pemasok tetap di Toko Kue "Amanah", satu- satunya toko kue di kampungnya.Â
Kue donat buatannya sangat terkenal. Siapa yang tak kenal donat buatan Diana  yang  empuk, lezat juga cantik?