Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Terima Kasih Gusti, Selalu Paring Rezeki

10 Agustus 2024   00:43 Diperbarui: 10 Agustus 2024   00:44 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi wanita sedang memasak, sumber gambar: pngtree

Sekarang di tahun kedua SMP tiba-tiba saja badannya mekar dan tingginya hampir sama dengan ibuknya.

Diana memejamkan matanya. Besok pagi ia harus sudah mulai 'umek' lagi di dapur. Episode cake marmer dan kue lumpur. Cake diambil habis Maghrib, kue lumpur diambil Ashar. 

Perpaduan rasa lelah dan kantuk membuat matanya terasa kian berat.

Bunyi jam dinding seperti hipnotis yang pelan-pelan membawanya ke alam mimpi.

***

"Nduk, tolong belikan kardus besar, " kata Diana pada Yeni, anak perempuan semata wayangnya. Hari sudah menjelang sore. Dapur begitu lekat dengan harum aroma kue.

Di meja makan, kue lumpur dan delapan marmer cake sudah tertata manis.

"Sebentar Buk," jawab Yeni sambil terus memandang hapenya.

Diana memandang gemas. 

"Ayo ta..agak cepet.. sebentar lagi Mbak Miska ke sini, lumpurnya mau buat tahlilan," tambahnya. 

Tanpa banyak kata Yeni langsung berangkat ke toko di seberang jalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun