Waduh, waktu masih satu jam lagi. Sama-sama 'gabut' istilah anak sekarang, Anna berbisik pada saya. "Di aula ada mode show.. , lihat yuk..," ajaknya. Mode show adalah istilah untuk fashion kala itu.
Sejenak saya terdiam. Ada perang dalam hati saya. Perang antara bisikan syaitan dan malaikat. Bisikan syaitan mengajak saya ke aula mengikuti ajakan Anna, malaikat memaksa saya bersabar sejenak menunggu saat pembahasan soal tiba.
Saya melihat ke arah Bu Guru matematika yang sedang asyik mengerjakan sesuatu. Hati saya terus berperang. Celakanya yang menang adalah si syaitan.
"Apik ya...," bisik saya pada Anna.
"Yo mesti ta..," bisiknya lagi sambil tersenyum.
Anna menuliskan sesuatu di kertas lalu diberikan pada saya. Suasana kelas masih sepi, semua sibuk mengerjakan tugas.
"Aku izin ke kamar mandi, susul dalam waktu dua menit," katanya di kertas.
Tanpa menunggu jawaban saya Anna pun izin ke kamar mandi. Dua menit berselang saya ikut-ikutan izin. Ibu guru matematika mengangguk sambil meneruskan pekerjaannya.
Jarak dari kamar mandi putri ke aula lumayan jauh. Tapi demi tekad yang membara untuk melihat mode show kami terus berjalan ke sana.
Suasana aula tampak demikian meriah. Beberapa model berjalan di panggung dengan iringan musik yang menghentak penuh semangat.
Wajah -wajah ayu tampak di mana-mana. Mereka melenggak lenggok memperagakan busana yang demikian cantik. Busana kertas. Amazing. Kertas bisa disulap menjadi baju seindah itu.