Kakak idola kami ini ada di kelas 3 IPA 5 yang kelasnya di tingkat atas, sementara kami yang masih kelas 1 menempati kelas bawah.
Zaman itu kelas tiga masuk jam tujuh pagi, dan kelas satu masuk jam dua belas. Jadi kelasnya bergantian.
Demi bertemu idola kami ( tepatnya melihat) kami rela datang jam setengah dua belas dan pura-pura baca mading di bawah tangga untuk menunggu Sang Idola lewat.
Begitu dia lewat, kamipun saling bisik-bisik,"Itu tuh anaknya..," Sang Idola terus berjalan. Entah tahu atau pura-pura tidak tahu dengan keributan kami. Duuh..
Jika dia sudah lewat, kami segera kembali ke kelas. Urusan selesai. Ingin kenal lebih jauh dengan Sang Idola? Tidak juga. Bahkan sampai luluspun kami tidak pernah bicara dengan idola kami itu. Ha..ha...
Karena punya koneksi dengan sekolah sebelah lumayan banyak, Anna selalu tahu sekolah sebelah mengadakan acara apa.
Ah ya, saya bersekolah di SMA Tugu. Ada tiga sekolah di situ. Dan aula yang posisinya di tengah dipakai ketiga sekolah secara bergantian.
Suatu saat terjadilah sebuah peristiwa yang membuat saya menjadi 'pecinta' matematika. Ketika itu dalam sebuah jam pelajaran matematika, sesudah diterangkan kami diberi tugas oleh ibu guru kami. Lima belas soal.
Ya, guru zaman dulu kalau memberi tugas memang buanyak. Tujuannya jelas, supaya kami terbiasa mengerjakan soal dalam berbagai model.
Dalam waktu satu jam pelajaran (45 menit) seluruh soal selesai kami kerjakan. Sementara teman- teman masih sibuk berkutat dengan pekerjaan mereka.