Apa komentar yang pertama muncul dari guru pengajar? "Luar biasa melelahkan, Bu..", katanya sembari tertawa. Komentar yang sama muncul dari guru yang lain.Â
Ya, melelahkan.
Untungnya siswa semua tetap bisa belajar dengan baik terbukti presentasi berjalan lancar dan LKPD yang dikumpulkan juga lengkap.
Pertanyaannya sekarang, apa benar pembelajaran berdiferensiasi sebegitu melelahkan?Â
Sebenarnya semua tergantung bagaimana kita membuat skenario dan menerapkannya.
Dalam pembelajaran sebenarnya kita sudah sering melakukan pembelajaran berdiferensiasi, hanya saja kita tidak menuliskan atau bahkan merasakannya.Â
Diferensiasi yang paling sederhana misalnya penataan tempat duduk.Â
Dalam kelas biasanya siswa auditory atau visual diletakkan di depan sedangkan kinestetik di belakang.
Mengapa demikian? Siswa auditori dan visual lebih suka mendengar atau menyimak. Mereka mudah terdistorsi dengan suara yang gaduh atau banyak gerakan di sekitar mereka. Berbeda dengan siswa kinestetik yang tidak betah duduk tenang dalam waktu yang lama, karenanya siswa kinestetik sering diletakkan di belakang.Â
Contoh lain, saat pembelajaran matematika materi bangun ruang , siswa auditori atau visual bisa menyebutkan unsur bangun ruang dengan membayangkan, sementara untuk siswa kinestetik harus menggunakan alat peraga.Â
Karenanya saat pembelajaran bangun ruang selalu ada alat peraga yang sewaktu- waktu bisa digunakan siswa yang memerlukan.