Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Lebih Banyak Aksi dengan Pembelajaran Berdiferensiasi

5 November 2023   13:09 Diperbarui: 8 November 2023   02:27 605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Membuat video di salah satu ruangan sekolah, dokumentasi pribadi 

Sengaja materi ini dihubungkan dengan materi kependudukan, dikaitkan dengan program sekolah yang sedang gencar melaksanakan program Sekolah Siaga Kependudukan. 

Mengapa harus Sekolah Siaga Kependudukan?

Hasil Sensus Penduduk 2020, sumber gambar: Sekretariat negara 
Hasil Sensus Penduduk 2020, sumber gambar: Sekretariat negara 
Sekolah Siaga Kependudukan atau SSK adalah sekolah yang mengintegrasikan pendidikan kependudukan dan keluarga berencana ke dalam beberapa mata pelajaran sebagai pengayaan materi pembelajaran. 

Digalakkannya SSK ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa akan banyaknya masalah yang timbul jika jumlah penduduk tidak dapat dikendalikan. 

Dengan pemahaman tersebut diharapkan agar siswa serta para remaja pada umumnya dapat berperan serta untuk menentukan langkah strategis yang akan diambil berkaitan dengan usia pernikahan, juga tentang persaingan yang semakin ketat di dunia kerja.

Dari hasil Sensus Penduduk tahun 2020 diperoleh data bahwa jumlah penduduk Indonesia adalah 270,20 juta jiwa dengan 70,72% adalah angkatan usia produktif dan 9.78% lansia. 

Lebih tingginya usia produktif dibanding nonproduktif menunjukkan bahwa negara kita sejak tahun 2020 sedang mendapatkan bonus demografi. Usia produktif adalah penduduk berusia 15-64 tahun. 

Jika dikelola dengan baik, bonus demografi akan sangat menguntungkan karena tenaga kerja akan melimpah dan bisa meningkatkan potensi ekonomi suatu negara.

Tetapi, jika bonus demografi ini tidak dipersiapkan dan dimanfaatkan dengan baik justru akan membawa dampak buruk, karena timbulnya banyak masalah sosial seperti kemiskinan, kesehatan yang rendah, pengangguran, dan tingkat kriminalitas yang tinggi. 

Dengan kata lain jika tidak dikelola dengan baik bonus demografi akan berubah menjadi sebuah bencana demografi.

Banyak Aksi dengan Pembelajaran Berdiferensiasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun