Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Sebuah Cerita tentang Zinnia

7 Juni 2023   22:46 Diperbarui: 7 Juni 2023   22:52 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sayembara tebak lagu,  sumber gambar: dokumentasi pribadi yusa

"Aku pilih yang kembang kertas saja," kata saya kemudian.
"Kalau kembang kertas berarti tunggu ya.. nanti tak buatkan dulu," jawabnya.

"Oke..," jawab saya senang. Terbayang sudah nanti di ruang tamu saya akan terpasang lukisan kembang kertas. Aih, senangnya.

Kembang kertas atau disebut juga zinnia, adalah satu jenis bunga yang sangat saya sukai.

Berbicara masalah zinnia membuat saya teringat ketika pergi ke Poetoek Soeko, sebuah destinasi wisata di daerah Pacet Mojokerto, beberapa bulan yang lalu.

Zinnia di Poetoek Soeko,  sumber gambar: dokumentasi pribadi 
Zinnia di Poetoek Soeko,  sumber gambar: dokumentasi pribadi 

Saat itu 'lautan' kembang kertas tersaji cantik sepanjang mata memandang. Kembang yang berwarna-warni, bergoyang-goyang karena ditiup angin. Indah sekali.

 Bagi saya warna- warni  kembang kertas  seolah memberikan energi dan kesegaran tersendiri.

Perkenalan saya dengan zinnia berawal ketika saya masih kecil. Saat itu di halaman depan rumah kami ada tanaman bunga yang berjajar cantik. Rupanya tanaman itu tumbuh karena benihnya yang disebar begitu saja  di dekat jemuran.

Taman di depan rumah kami tak begitu luas, tapi selalu kami rawat dengan baik.  Menyiram, membersihkan,  kami lakukan tiap hari secara bergantian. Bahkan sejak kami masih kecil.

Suatu pagi tiba-tiba saya melihat beberapa bunga mulai mekar, di antara bunga lain yang masih kuncup.

"Wah, cantiknya," kata saya dengan kagum.
Kupu-kupu yang hinggap di atas bunga  langsung terbang. Mungkin kaget dengan teriakan saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun