Di atas kain mori daun diletakkan dengan posisi yang dikehendaki, lalu ditutup dengan permukaan kain yang lain. Lalu mulailah kain yang menutup daun tadi dipukuli pelan-pelan dengan palu untuk mengeluarkan getah dan warnanya.
Siswa tampak begitu gembira apalagi ketika gambar daun mulai muncul di kain.
Kegiatan hari itu ditutup dengan sholat Dhuhur berjamaah. Karena terbatasnya waktu, tugas siswa berikutnya adalah meneruskan proses pencelupan dengan air kapur dan penjemuran batik di rumah. Hasil batik ecoprint akan dibawa kembali ke sekolah di minggu berikutnya.
Ada beberapa keunggulan dari membuat batik dengan teknik ecoprint. Di antaranya adalah:
- Lebih ramah lingkungan, karena menggunakan bahan-bahan alami, jadi tidak menghasilkan limbah kimia.
- Bisa diterapkan pada berbagai produk pakaian maupun perlengkapan rumah tangga seperti; scraft, serbet, pashmina, sprei, kerudung, payung, juga tas.
- Menghasilkan motif yang unik dan berbeda-beda. Motif batik ecoprint tergantung pada bentuk  daun sehingga hasilnya pasti berbeda. Hal ini sangat menarik minat konsumen, terutama yang senang dengan keunikan.
Karena keunikannya, harga jual batik ecoprint juga cukup mahal, bahkan beberapa sumber mengatakan harganya bisa setara dengan batik tulis.
Ya, tidak hanya cantik dan unik, Â batik ecoprint ternyata juga memiliki nilai ekonomi yang menarik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!