Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Outdoor Learning, karena Belajar Bisa Dilakukan di Mana Saja

13 Juni 2022   20:01 Diperbarui: 14 Juni 2022   20:03 1529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi ini cuaca kota Malang begitu bersahabat. Matahari bersinar hangat, deretan pohon palem sepanjang jalan Ijen melambaikan daunnya seolah menyambut kedatangan kami.

Ya, setelah kegiatan Penilaian Akhir Tahun, remidi, dan pengayaan, kini saatnya para siswa belajar di luar sekolah atau melaksanakan outdoor learning.

Setelah terhenti selama dua tahun karena pandemi akhirnya ODL bisa dilaksanakan kembali. Tepatnya hari ini ODL mengambil dua lokasi tujuan yaitu Museum Brawijaya untuk kelas 7 dan Perpustakaan Umum Kota Malang untuk kelas 8.

Dua lokasi yang letaknya berhadap-hadapan dan sangat mudah dijangkau. Museum Brawijaya berlokasi di Jalan Ijen, sementara perpustakaan umum berada tepat di pertigaan jalan Ijen dan jalan Semeru.

Tentang Outdoor Learning

Belajar di luar kelas/Dokumentasi pribadi Usi
Belajar di luar kelas/Dokumentasi pribadi Usi

Outdoor learning adalah kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di luar kelas/sekolah dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar agar peserta didik mendapatkan kesempatan untuk belajar lebih aktif dengan obyek langsung dan juga nyata.

Aktivitas belajar pada objek nyata akan membuat siswa lebih leluasa bereksplorasi sehingga penguasaan pengetahuan lebih dapat tercapai maksimal.

Outdoor Learning ke Museum Brawijaya

Museum Brawijaya,/Sumber gambar: jejakpiknik. com
Museum Brawijaya,/Sumber gambar: jejakpiknik. com

Kunjungan siswa ke museum kali ini dilakukan dalam beberapa rombongan. Ya, meski kondisi pandemi sudah relatif lebih aman, semua harus tetap berhati-hati.

Setelah tiba di lokasi, siswa mendapatkan pengarahan dari petugas di museum tentang segala sesuatu berkaitan dengan museum Brawijaya termasuk pula sejarahnya.

Setelah pengarahan siswa dipersilakan melihat-lihat dan mencatat benda-benda koleksi museum, ataupun bertanya pada petugas jika ada yang ingin diketahui lebih lanjut.

Mengamati koleksi Museum Brawijaya/Dokumentasi pribadi Usi
Mengamati koleksi Museum Brawijaya/Dokumentasi pribadi Usi

Dalam kegiatan ini diperoleh keterangan bahwa museum Brawijaya diresmikan oleh Kolonel Pur. Dr. Soewondo pada tanggal 4 Mei 1968.

Museum Brawijaya mempunyai semboyan Citra Uthapana Cakra yang berarti cahaya yang membangkitkan semangat. Harapannya, kehadiran museum ini dapat meneruskan dan membangkitkan kembali semangat juang 45.

Museum Brawijaya identik dengan koleksi persenjataannya. Di museum ini bisa kita mengamati senjata perang yang dulu digunakan para pejuang kemerdekaan.

Selain senjata banyak benda-benda bersejarah lainnya. Yang sangat menarik perhatian adalah gerbong maut, perahu segigir dan persenjataan tank yang digunakan para pemuda saat pertempuran 10 November 1945 yang diletakkan di bagian depan museum.

Gerbong maut/Dokumentasi pribadi Usi
Gerbong maut/Dokumentasi pribadi Usi

Gerbong maut adalah saksi pemindahan 100 tahanan dengan menggunakan gerbong kereta api dari Bondowoso ke Surabaya.

Gerbong ini menyimpan kisah memilukan. Ruangan yang begitu sempit membuat banyak korban jatuh, baik karena kekurangan oksigen, maupun kepanasan.

Akhirnya dari 100 tahanan yang akan dipindahkan hanya tersisa 12 orang yang masih hidup. Hingga kini gerbong maut tersimpan di tiga kota yaitu Malang, Surabaya, dan Bondowoso.

Perahu Segigir,/Dokumentasi pribadi Usi
Perahu Segigir,/Dokumentasi pribadi Usi

Perahu Segigir adalah saksi sejarah perjuangan tentara saat melawan Belanda pada Agresi Militer tahun 1947. Kapal ini dipinjam dari nelayan Madura saat pasukan Joko Tole atau Sabilillah yang dipimpin Letkol Chandra Hasan sedang bersembunyi setelah terkepung oleh Belanda.

Mendengar lokasi persembunyiannya telah diketahui, pasukan Joko Tole meminjam Perahu Segigir ini untuk berpindah tempat menuju Probolinggo. Namun sayang sekali di tengah laut, mereka diserang oleh Belanda dan semua pasukan tersebut gugur dalam pertempuran.

Koleksi lain yang tak kalah menarik adalah berbagai barang dari tahun 1945 hingga tahun 1949 di ruang Koleksi I dan berbagai benda bersejarah yang berasal dari tahun 1950 hingga 1976 yang tersimpan di ruang koleksi 2.

ODL di Perpustakaan Umum Kota Malang

Perpustakaan Umum Kota Malang./Sumber gambar: urbanasia
Perpustakaan Umum Kota Malang./Sumber gambar: urbanasia

Gedung yang ada di persimpangan Jalan Ijen dan Jalan Semeru Kota Malang ini dibangun pada tahun 1965. Perpustakaan Umum yang berada persis di depan Museum Brawijaya tampak sangat jelas ketika kita lihat dari bagian atas Museum Brawijaya. 

Perpustakaan umum tampak dari atas Museum Brawijaya,/Dokumentasi pribadi Usi
Perpustakaan umum tampak dari atas Museum Brawijaya,/Dokumentasi pribadi Usi

Gedung perpustakaan umum adalah sumbangan dari OPS Rokok Kretek yang kemudian diserahkan pada Pemerintah Daerah Kotamadya Malang, dan diresmikan sebagai gedung perpustakaan tanggal 17 Agustus 1966.

Tiba di perpustakaan umum, /Dokumentasi pribadi Usi
Tiba di perpustakaan umum, /Dokumentasi pribadi Usi

Dalam ODL ini dijelaskan bahwa perpustakaan umum tidak hanya memberikan layanan baca dan peminjaman buku, namun juga berbagai layanan menarik lainnya, misalnya pemutaran film, baca dongeng, pameran seni budaya, layanan pelaksanaan seminar dan workshop dan banyak lagi.

Dengan motto "Pelayanan Sepenuh Hati dan Peningkatan Berkelanjutan", kehadiran perpustakaan diharapkan mampu meningkatkan minat literasi utamanya bagi warga kota Malang.

Sesudah mendapatkan berbagai informasi tentang perpustakaan umum siswa diberi kesempatan untuk melihat koleksi dan sudut-sudut perpustakaan kebanggaan kota Malang ini.

Mendapat berbagai informasi tentang perpustakaan,/Dokumentasi pribadi Usi
Mendapat berbagai informasi tentang perpustakaan,/Dokumentasi pribadi Usi

Ketika jam menunjukkan pukukl 11.30 kegiatan ODL diakhiri. Hari ini siswa telah mengamati, berdiskusi dan membuat laporan dengan pendampingan dari bapak dan ibu guru dalam suasana yang segar dan menyenangkan.

Dengan berjalan-jalan dan mengamati lingkungan sekitar, mereka telah belajar banyak hal. Tentang sejarah perjuangan, juga tentang cara meningkatkan kemampuan literasi lewat perpustakaan.

Ya, hakikatnya belajar bisa dilakukan dimana saja , asal kita mau dan tidak enggan melakukannya.

Salam edukasi.. :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun