Seorang ibu guru menghadap laptop sementara di sebelah laptop , handphone sedang menayangkan video siswa sedang menyanyikan lagu wajib dengan diiringi musik. Oleh ibu guru nilai hasil pengamatan video kegiatan siswa langsung dimasukkan dalam tabel penilaian di laptop.
Sementara itu di ruang lain bapak/ibu guru yang lain juga melaksanakan kegiatan serupa. Bapak guru agama dengan Google Meet menyimak siswa yang sedang membaca Al Qur an, lalu praktik shalat jenazah. Ibu guru matematika tekun menyimak video presentasi siswa tentang bangun ruang.
Di tempat terpisah bapak-bapak guru prakarya mengadakan Google Meet dengan siswa tentang proses pembuatan sebuah produk kerajinan dari benda-benda di sekitar.Â
Di lab IPA sedang dilakukan tanya jawab dengan siswa yang melakukan uji asam basa dari rumah lewat Google Meet.
Gempita pelaksanaan ujian praktik di sekolah saya telah berlalu. Kegiatan ujian praktik yang berjalan selama tujuh hari di tahun ini mempunyai cerita yang berbeda.
Tentu saja, sebelumnya ujian praktik selalu dilaksanakan langsung, tapi karena kota Malang saat itu sedang PPKM level 4 kegiatan dilaksanakan full daring.
Dari kegiatan ujian praktik yang merupakan agenda rutin tiap tahun ini ternyata banyak pelajaran berharga yang bisa didapatkan baik bagi guru maupun siswa.
Para siswa kelas 9 yang notabene termasuk generasi Z ternyata banyak menyimpan kejutan.
Generasi Z adalah generasi yang lahir di tahun 1995 sampai dengan 2010.
Generasi Z disebut juga sebagai iGeneration atau generasi internet atau generasi net. Mereka selalu terhubung dengan dunia maya dan dapat melakukan berbagai kegiatan dengan menggunakan kecanggihan teknologi yang ada.
Generasi Z sejak kecil sudah begitu akrab dengan gawai sehingga ketergantungan pada gawai sepertinya hal yang tak terelakkan lagi.
Terus terang di awal-awal pembelajaran daring saya mungkin termasuk salah satu guru yang pesimis. Bagaimana belajar anak-anak? Apakah mereka bisa belajar baik di rumah seiring gencarnya serangan berbagai game di gawai mereka? Apakah mereka bisa mengatur waktu? Bisakah mereka konsentrasi sementara notifikasi dari sosmed mereka terus masuk seolah tiada henti?
Berbagai macam pertanyaan berkecamuk dalam benak saya. Tapi seiring berjalannya waktu satu demi satu pertanyaan itu terjawab. Dan satu jawaban yang sangat jelas adalah karya siswa yang dikumpulkan dalam pelaksanaan ujian praktik kali ini.
Dalam ujian praktik kali ini semua mapel diujikan. Bahkan yang sebelumnya belum pernah diujikan seperti PKN, IPS, dan Matematika.Â
Mengapa diujikan? Salah satunya adalah untuk mewadahi siswa yang begitu beragam dalam mengekspresikan kemampuannya, juga untuk membantu nilai siswa dalam kelulusannya.
Misal ada siswa yang nilainya jatuh di ujian tulis, maka bisa ditolong dengan nilai ujian praktik.
Selain penanaman karakter disiplin, sungguh-sungguh dan tanggung jawab, pelajaran berharga apa yang bisa diambil dari pelaksanaan ujian praktik daring?
1. Menanamkan rasa nasionalisme. Kebetulan saat penilaian ujian praktik saya satu ruang dengan penguji praktik PKN. Dalam hati saya merasa penasaran sekali, apa yang diujikan dalam ujian praktik PKN?
Ternyata dalam ujian praktik PKN siswa diminta menyanyikan lagu Indonesia Raya, membacakan Pancasila, pembukaan UUD 1945 dan satu lagu nasional atau lagu daerah dengan sungguh-sungguh. Hasilnya divideo dan dikumpulkan lewat Google Drive.
Sepertinya hal yang terlalu ringan, terutama bagi siswa kelas 9. Namun jika kita tengok ke belakang, siswa sudah lebih dua tahun tidak melaksanakan upacara bendera, dan ujian praktik bisa menjadi sarana untuk menanamkan rasa nasionalisme pada diri siswa.
2. Guru lebih memahami keberagaman siswa.Â
Ya, lewat pengumpulan video presentasi tampak siswa yang begitu beragam. Ada yang pintar menjelaskan, adapula yang pintar melakukan praktik dengan sistematis namun kurang piawai dalam berbicara. Namun banyak juga yang bisa menerangkan dan melakukan proses dengan baik. Biasanya siswa yang seperti ini pasti tekun berlatih sebelumnya.
Dengan lebih memahami perbedaan siswa guru bisa merancang strategi pembelajaran yang lebih baik ke depannya.
3. Siswa menampakkan kreativitas yang begitu bagus. Seperti uraian di atas, generasi z adalah generasi yang akrab dengan gawai sejak kecil. Tak heran video yang ditampilkan bagus-bagus.
Bagaimana mengedit, memberikan back ground suara, semua bisa dilakukan dengan cantik oleh para siswa. Bahkan tampilan video yang dikumpulkan sering diluar prediksi para guru.
4. Siswa bisa belajar hal-hal yang bisa dimanfaatkan langsung dalam kehidupan, seperti bagaimana memanfaatkan bahan bahan yang ada di sekitar rumah untuk membuat barang kerajinan (prakarya).
Juga bagaimana melaksanakan praktik sholat jenazah. Hal yang sangat penting, setidaknya bisa mereka praktikkan saat takziyah di kampung .
Masih banyak lagi pelajaran berharga yang bisa diambil dari pelaksanaan ujian praktik di masa pandemi ini.
Yang jelas pandemi memberikan hikmah tersendiri, bagi guru maupun siswa.
Hikmah bagi guru, bapak/ibu guru bisa lebih memahami keberagaman siswa dan bagaimana mengemas ujian yang bermakna.Â
Sedangkan hikmah bagi siswa adalah meningkatkan kesadaran bahwa mereka harus terus belajar untuk menghadapi tantangan zaman yang senantiasa berubah.
Semoga bermanfaat, dan salam edukasi.. :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H