Azan maghrib berkumandang. Bertiga keluarga kecil itu segera minum teh hangat membatalkan puasa Arafah hari ini.
"Ibuk mau berangkat juga? " tanya Aan gelisah. Â Dilihatnya ibunya mulai melipat baju dan mukena.
Ibunya tersenyum sekilas.
"Iya Le, Bagaimana lagi? Kasihan Bude Ari, sendirian di rumah, " jawab ibunya.
Aan mendesah.
"Hati-hati Buk, Â kalau covid bagaimana? " ada kekhawatiran dalam suaranya.
"Bukan Le, Â Bude Ari itu opname karena tensinya naik. Â Cholesterolnya tinggi, " jawab ibunya menenangkan.Â
"Kalau covid ya tentunya ibuk tidak berani Le, " tambah ibunya lagi.Â
Aan menatap ibunya yang masih asyik dengan lipatannya. Â Hatinya begitu trenyuh. Â Ibuk kelihatan lebih tua dari usianya. Wajahnya tampak begitu letih.
Tentu saja. Â Ibuk membesarkan Aan dan Anis adiknya sendiri sejak bapak meninggal beberapa tahun yang lalu. Â Ibuk bekerja apa saja. Â Pernah jualan sayur di pasar, juga menjadi buruh pengemas sayur untuk dipasok ke supermarket besar di kota Malang.Â