Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Biarkan Tangan Tuhan yang Bekerja

31 Mei 2021   10:22 Diperbarui: 31 Mei 2021   10:24 2570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ah,  tiba-tiba saja ada rasa takut yang merambat dalam hati wanita itu.  Akankah ia akan menjalani hari tuanya sendiri tanpa anak anak yang menemani? Duh!

Berhari-hari ucapan Sinta benar-benar membebani pikirannya.  Tiba-tiba wanita itu bertanya-tanya.  Benarkah apa yang dilakukannya selama ini?  Hanya fokus pada anak-anak dan menghindar dari beberapa lelaki yang mencoba mendekatinya? Ah,  betapa sulitnya membuka hati. 

Terlalu larut memikirkan hal tersebut akhirnya membuat penyakit vertigonya kambuh.  Dokter yang sudah lama tidak dikunjungi kini didatangi lagi. 

"Ibu jangan banyak pikiran, " kata dokter saat itu.  Wanita itu hanya mengangguk.  Tubuhnya serasa limbung , keseimbangannya benar-benar kacau.

"Ibuk mikir apa?  "tanya anak-anak khawatir ketika mereka menemani ibunya yang sedang tidur di kamar. 

Wanita itu masih memejamkan matanya.   "Mungkin kecapekan, " jawabnya singkat. 

Tentu saja ia berbohong.  Bagaimana mungkin ia menceritakan semua itu pada anak-anaknya?

Tiga hari berlalu.  Bergantian anak-anak menunggu dan melayani ibunya hingga ibunya kembali sehat dan bisa bekerja kembali. 

"Ibuk sudah kuat? " tanya si sulung ketika ia akan berangkat ke kantor.

"Sudah tidak apa-apa, " kata wanita itu menenangkan.

"Kalau ibuk masih tidak enak nanti telpon saja.  Kujemput, " kata si nomer dua. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun