***
"Telornya sekilo dimasak semua, Bu? " Menik tiba tiba memecahkan lamunan Bu Sabri.
"Setengah saja Nik, Â jangan banyak-banyak, " jawab Bu Sabri tak bersemangat.
Menik menatap Bu Sabri agak lama.
"Nuwun sewu, Â Ibu kelihatan sedih? "
"Dodit tidak jadi pulang, Â penjagaan ketat, Â Nik, "
"Ooh, Â " Menik mengangguk faham. Dodit anak Bu Sabri satu-satunya, Â tentunya ketidak datangannya sangat membuat kecewa.
"Kondisi belum aman ya Bu, Â takut coronanya naik lagi, " tambah Menik pelan.
Sosok anak kecil tiba-tiba masuk ruangan. Tubuhnya yang gendut langsung menggelendot manja di pangkuan Menik. Ia adalah Mamat anak Menik satu-satunya.
"Buk e... Â Aku puasa bedug boleh? " pintanya. Â Menik tersenyum.
" Boleh, Â masih kurang satu jam le.., Â sudah mainan bongkar pasang sana.. "