Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Kisah Sang Marbot

7 Mei 2021   12:01 Diperbarui: 7 Mei 2021   12:03 1041
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kupandang jasadnya yang terbujur di dipan kecil. Wajahnya begitu damai.  Oh, betapa kematian bisa mengintai manusia kapan saja. Masih terngiang ucapan Pak Ali, "Kalau kita renungkan kita datang ke dunia ini sendiri dan kelak akan sendiri pula.."

Kuambil air wudhu untuk menenangkan hatiku. Namun tak urung aku merasa mataku semakin basah saat itu.

Samar-samar kuingat ayat Al Qur an yang dibaca Pak Ali saat mengimami sholat Maghrib kemarin:

Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu hindari itu, maka sesungguhnya kematian itu pasti akan menemui kamu. Kemudian kamu akan dikembalikan kepada Allah, yang maha mengetahui perkara yang ghaib dan yang nyata. Lalu Dia akan memberitahukan segala apa yang telah kamu kerjakan".(QS. Al Jumuah 8)

Arti istilah: 

Dampar : meja panjang kecil untuk mengaji

Lelayu    : berita duka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun