"Harusnya  sudah musim kemarau ya, " kata Dahlia heran.
"Ah, musim sudah tidak teratur seperti dulu... Sudah banyak kerusakan yang dibuat manusia, " timpalku prihatin.Â
Hujan turun semakin deras dan deras. Â Sesekali disusul dengan bunyi guruh dan angin kencang. Terlihat jendela rumah ditutup dan tampaknya seisi rumah hendak tidur. Tiba-tiba terdengar bunyi sesuatu terjatuh dengan kerasnya.
 "Brakk.... !!"disusul dengan keadaan yang gelap gulita di sekitar kami. Rupanya  terjadi pemadaman listrik malam ini .Â
Hujan baru berhenti menjelang subuh. Â Tatkala matahari mulai muncul di ufuk timur, aku memandang berkeliling. Â Mungkin pagi ini adalah pagi terburuk yang kualami. Tampak olehku beberapa dahan Bougenville patah ,Dahlia, Sedap Malam dan Desember amat berantakan, sementara Flamboyan masih berdiri tegar. Â Dan aku sendiri hanya mengalami sedikit kerusakan di beberapa batangku. Samar-samar kudengar suara isak tangis. Â Hai... Lihatlah.... Di tempatnya Mawar terkulai lemas. Â Bunganya patah bahkan rusak tertimpa pecahan genting. Â Rupanya bunyi keras tadi malam adalah bunyi beberapa genting yang jatuh.
"Mawar....? " bisikku
Mawar masih terisak. Â Aku menoleh pada Dahlia.
 "Mawar?  Aduh,  kasihan sekali, " bisik Dahlia prihatin.Â
Mawar masih melanjutkan isak tangisnya " Hidupku sudah berakhir teman-.teman, sebentar lagi aku pasti akan dibuang.., Â lihatlah, Â badanku rusak semua tertimpa genting."
Kami tidak bisa berkata-kata. Â Hiburan macam apa yang bisa diberikan pada Mawar dengan kondisinya yang seperti itu?
Ketika mentari semakin naik seorang laki-laki masuk dengan membawa tangga dan beberapa peralatan. Rupanya ayah Kimi minta bantuan tukang untuk memperbaiki atap yang gentingnya berjatuhan semalam.Â