"Ayo anak-anak.. Kita mulai.., " suara Mbak Sinta tiba tiba memecahkan lamunannya.Â
Deniar tidak sempat berpikir panjang lagi , dan ketika gamelan berbunyi ia pun menggerakkan tubuh dengan penuh penjiwaan.Â
Sampai pulang Deniar sudah melupakan semua kejadian itu. Â Tubuhnya terasa begitu lelah hingga sampai di rumah sesudah mandi dia langsung tidur.Â
Gedung Wilwatikta tampak begitu indah hari ini. Ada panggung berhiaskan lampu dan bunga- bunga berwarna-warni. Â Para orang tua sudah duduk dengan rapi menantikan pertunjukan terindah dari putra-putri mereka. Â Deniar mengintip di balik panggung. Â Mama dan papa sudah siap di sana.Â
"Siap anak-anak.., " kata Mbak Sinta memberikan komando. Para penari sudah berjajar rapi di belakang panggung. Sampai saatnya gamelan berkumandang penaripun muncul. Â Tepuk tangan penonton begitu meriah. Â Deniar dan teman-teman menari dengan penuh penjiwaan. Â Senyum tak pernah lepas dari wajah mereka.
Di tengah tariannya tiba-tiba Deniar melihat seorang anak seusianya duduk di pojok. Anak itu menatap dan tersenyum kepadanya. Ada selendang melingkar di pinggangnya. Sekejap, Â anak itu melambaikan tangan lalu lenyap.Â
Deg... Â Deniar tahu dia adalah Sofia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H