Mohon tunggu...
Travel Story Pilihan

Wisata Sadar Sampah, Peluang dari Barang Terbuang

18 Februari 2018   23:03 Diperbarui: 19 Februari 2018   09:48 557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di samping itu, jenis sampah mulai semakin beragam. Sampah organik hanya salah satunya. Telah lahir sampah anorganik yang didominasi oleh plastik, kaleng (seng), kaca, besi, dan kawat serta sampah B3 (bahan berbahaya dan beracun).  Persoalan sampah semakin pelik. Jargon buanglah sampah pada tempatnya di tengah masyarakat mengandung pengertian membuang sampah dari tempat permukimannya atau menjauhi sampah dari lingkungan sekitarnya. Masyarakat seenaknya membuang sampah asal tidak terlihat lagi di halaman rumahnya. 

Pokoknya jauh dari kehidupannya dan tidak terlihat di pelupuk matanya. Terbukti, kita tidak sulit menemui masyarakat membuang sampah dari mobilnya ke jalan raya. Masyarakat merasa tidak bersalah membuah sampah ke sungai. Masyarakat membuang sampah ke TPS dengan melemparkannya. Entah masuk, entah berceceran di luar TPS yang penting jauh dari dirinya.

Memperhatikan kisah di atas, memang sulit untuk membangun kesadaran masyarakat dalam memperlakukan sampah yang tidak merugikan orang lain dan lingkungan. Bermacam program pemerintah seperti 3R., bank sampah, LPS (Lembaga Pengelolaan Sampah) yang mengawasi disiplin kebersihan warga di Kota Padang belumlah membawa hasil yang signifikan. Untuk itu DTW Sadar Sampah dapat menjadi salah satu solusi membangun kesadaran masyarakat terhadap perlakuan dalam menyikapi kehadiran sampah yang diproduksi sendiri oleh masyarakat tersebut.

Kegiatan DTW Sadar Sampah

Pada dasarnya, kegiatan di DTW Sadar Sampah adalah kegiatan membangun budaya baru dalam menyikapi kehadiranan sampah. Kegiatan tersebut berupa berwisata sambil belajar. Di antaranya, pertama, wisata budaya yaitu wisata membangun budaya pengelolaan sampah. DTW Sadar Sampah dihadirkan untuk membangun budaya "Buanglah sampah pada tempatnya" menjadi "Manfaatkanlah sampah karena sampah tidak bisa dimusnahkan.

Budaya baru ini dikembangkan berdasarkan hukum kekekalan energi yang berbunyi bahwa jumlah energi dari sebuah sistem tertutup tidak akan berubah---ia akan tetap sama. Energi tersebut tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan oleh manusia. Namun ia dapat berubah dari satu bentuk energi ke bentuk energi lain. Seiring dengan hal ini maka tidak dapat dielakkan bahwa semua benda yang ada dipermukaan bumi ini mengandung energi. Contoh, bila kita membakar sampah bukanlah berarti sampah itu hilang atau musnah melainkan dia berubah bentuk menjadi energi panas (energi kalor). 

Seiring dengan ini, bila sampah organik kita fermentasi, dia akan berubah bentuk menjadi biogas. Biogas merupakan gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik atau fermentasi dari bahan-bahan organik termasuk di antaranya; kotoran manusia dan hewan, limbah domestik (rumah tangga), sampah biodegradable atau  limbah organik yang biodegradable dalam kondisi anaerobik. 

Kandungan utama dalam biogas adalah metana dan karbon dioksida di mana kandungan tersebut dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan maupun untuk menghasilkan listrik. Sedangkan residu dari aktivitas fermentasi ini adalah pupuk yang kaya nitrogen, karbon, dan mineral. 

Kedua, wisata studi. Wisata studi adalah perjalanan untuk mempelajari tentang sistem pengelolaan sampah. Dalam kegiatan wisata ini akan ditampilkan pemanfaatan residu biogas berupa pupuk organik yang dimanfaatkan untuk pupuk tanaman di kebun bunga, buah, dan sayuran yang terdapat di lokasi DTW Sadar Sampah.

Selanjutnya, beberapa sampah anorganik seperti sampah plastik berupa botol, kaleng bekas, ban bekas, pipa bekas dan lain sebagainya---di mata seorang seniman dapat disulap menjadi seni instalasi yang dapat memperindah lingkungan. Tidak jarang lokasi ini menjadi tempat favorit untuk swafoto.

Ketiga, wisata karya. Wisata karya adalah perjalanan untuk menguasai teknik pengolahan sampah menjadi karya yang bernilai jual. Salah satu daya tarik penting dari wisata karya adalah  pusat penghasil cendera mata (handy craft) yang berbasiskan sampah anorganik. Pengunjung dapat melihat langsung dan belajar mengolah sampah yang tidak berguna menjadi barang yang bernilai jual.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun