Abstrak
Perkembangan motorik kasar anak usia dini sama pentingnya dengan aspek perkembangan yang lain. Apabila anak tidak mampu melakukan gerakan fisik dengan baik akan menumbuhkan rasa tidak percaya diri dan konsep diri negatif dalam melakukan gerakan fisik serta akan mengalami keterbatasan dalam hal melakukan aktivitas sehari-hari. Perkembangan motorik kasar anak akan berkembang dengan baik apabila diberikan stimulus yang mampu mendorong anak untuk bergerak, salah satu cara untuk mengembangkan motorik kasar adalah dengan kegiatan latihan gerak dan lagu. Kegiatan latihan gerak dan lagu dapat mempengaruhi semua bidang aspek perkembangan anak terutama perkembangan motorik kasar anak. Kegiatan latihan gerak dan lagu dilakukan untuk mengembangkan motorik kasar pada anak, Sehingga nantinya mampu membantu perkembangan motorik kasar anak agar tidak kaku, lincah dan anak lebih luwes dalam melakukan kegiatan yang nantinya akan berguna untuk kegiatan sehari-hari.
Kata kunci : Gerak dan lagu, Kemampuan motorik kasar
Abstract
Early childhood gross motor development is as important as other aspects of development. If a child is unable to carry out physical movements well, it will develop a sense of lack of self-confidence and a negative self-concept in carrying out physical movements and will experience limitations in carrying out daily activities. The development of children's gross motor skills will develop well if they are given stimuli that can encourage children to move. One way to develop gross motor skills is with movement exercises and songs. Movement and song training activities can influence all aspects of a child's development, especially the development of a child's gross motor skills. Movement and song training activities are carried out to develop gross motor skills in children, so that later they can help the development of children's gross motor skills so that they are not stiff, agile and children are more flexible in carrying out activities which will later be useful for daily activities.
Keywords : Movement and song, Gross motor skills
PENDAHULUANÂ
Masa usia dini merupakan masa peletak dasar atau pondasi awal bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Apa yang diterima anak pada masa usia dini, apakah itu makanan, minuman, serta stimulasi dari lingkungan memberikan kontribusi yang sangat besar pada pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa itu dan berpengaruh besar pada pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya (Gerak et al., 2020)
Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang paling mendasar dan menempati kedudukan sebagai golden age dan sangat strategis dalam pengembangan sumber daya manusia, hal ini sebagaimana dikemukakan Direktorat PAUD dikutip (Na'Im et al., 2021). Disebut golden age, karena anak usia dini berada pada masa lima tahun pertama yang merupakan masa emas perkembangan anak. Anak pada usia tersebut mempunyai potensi yang sangat besar untuk mengoptimalkan segala aspek perkembangannya, termasuk perkembangan fisik-motoriknya
Perkembangan anak usia dini sifatnya holistik, yaitu dapat berkembang optimal apabila sehat badannya, cukup gizinya dan didik secara baik dan benar. Anak berkembang dari berbagai aspek yaitu berkembang fisiknya baik motorik kasar maupun halus, berkembang aspek kognitif, aspek Bahasa, aspek sosial dan emosional. Perkembangan motorik kasar merupakan hal yang sangat penting untuk distimulus  bagi anak usia dini. Sebenarnya anggapan bahwa perkembangan motorik kasar akan berkembang dengan secara otomatis dengan bertambahnya usia anak, merupakan anggapan yang keliru. Karena perkembangan motoric kasar anak juga harus distimulus dengan baik.
Menurut (Irwansyah et al., 2021) bahwa perkembangan motorik kasar pada anak perlu adanya bantuan dari para pendidik di lembaga pendidikan usia dini yaitu dari sisi apa yang dibantu, bagaimana membantu yang tepat/appropriate, bagaimana jenis latihan yang aman bagi anak sesuai dengan tahapan usia dan bagaimana kegiatan fisik motorik kasar yang menyenangkan anak.
Motorik kasar pada anak tidak selalu berkembang secara optimal karena berbagai gangguan pada saat perkembangannya. Proses anak beradaptasi dengan lingkungan sosialnya akan berpengaruh apabila adanya masalah dalam motorik kasar anak menurut Marmi (Marmi, 2012). Hal tersebut karena motorik kasar merupakan suatu perkembangan pada tubuh anak dimana ketika anak ingin bermain atau mencapai sesuatu, anak tersebut akan menggerakkan badannya.
Bermain haruslah menyenangkan untuk membantu anak mengenal duniannya, menemukan konsep-konsep baru, mengenal resiko dan meningkatkan keterampilan sosial, bahasa, kognitif, spiritual, seni dan motoriknya, sesuai yang akan kita bahas terutama sekali motorik kasarnya. Hambatan dan kendala yang ditemui dilapangan antara lain: 1) Faktor dari anak itu sendiri terlalu pendiam dan malas bergerak. 2) Faktor dari gurunya penyajian kegiatan dalam bentuk gerak sedikit dan monoton. 3) Kurangnya Alokasi waktu karena ada lima pengembangan dasar yang harus diberikan kepada anak usia dini (nilai agama, sosial emosional, bahasa, kognitif, seni). 4) Faktor dari orang tua dan keluarga tidak suka olah raga, tidak mau mengulangi kegiatan motorik kasar yang diberikan di PAUD.
Pada kenyataannya seperti dalam pengamatan peneliti yang dilakukan dilapangan pada motorik kasar anak terutama bermain gerak dan lagu mengalami beberapa hambatan di TK IT Jasmiina, Desa Karya Indah. Beberapa hal disebabkan karena pembelajaran motorik kasar di sekolah tersebut belum dilakukan secara optimal melibatkan aktivitas fisik dengan bermain pada diri anak-anak. Selain itu media pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan motorik kasar anak juga masih minim, beberapa alat permainan yang seharusnya ada di luar kelas untuk mendukung aktifitas anak juga masih terbatas.
METODE PENELITIAN
Menurut (Rahayu & Arifudin, 2020) bahwa metode penelitian adalah sebuah upaya dalam mencari dan mengumpulkan data atau informasi penelitian yang digunakan oleh peneliti. Â Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif digunakan untuk mengkaji pada kondisi objek yang alamiah (Sugiyono, 2015). Penelitian kualitatif merupakan fokus perhatian dengan beragam metode, yang membahas interpretasi penuh yang mencaritemukan makna dan naturalistik terhadap subjek kajiannya, atau dengan kata lain fokus pada manusia dan interaksinya dalam konteks social (Putra, 2019).
 Penelitian ini dimaksudkan untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menafsirkan beberapa data yang terkait dengan satu fenomena tertentu, yaitu untuk mengeksplorasi metode gerak dan lagu dalam mengembangkan kemampuan motorik kasar anak. Instrument yang digunakan pada penelitian ini adalah observasi dan dokumentasi.
      Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan (Arifudin, 2019). Penelitian ini bertempat di TK IT Jasmiina di Desa Karya Indah, Kampar. Subyek penelitian adalah anak didik siswa-siswi di TK IT Jasmiina yang berjumlah 20 siswa. Penelitian ini diharapkan pelaksanaan penelitian akan berjalan lancar dan mencapai tujuan yang diinginkan.
KAJIAN TEORI
Anak Usia DiniÂ
Menurut Undang-undang tentang Perlindungan terhadap Anak (UU RI Nomor 32 Tahun 2002) Bab I Pasal 1 dinyatakan bahwa anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun dan termasuk anak yang masih dalam kandungan. Sedangkan menurut UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 Pasal 28 ayat 1, rentangan anak usia dini adalah 0-6 tahun yang tergambar dalam pernyataan yang berbunyi: pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (Habe & Ahiruddin, 2017)
(Sujiono, 2014) menyatakan bahwa anak usia dini adalah anak yang baru dilahirkan hingga usia 6 tahun. Usia ini merupakan usia yang sangat menentukan bagi pembentukan karakter dan kepribadian anak serta kemampuan intelektualnya.
Jadi, anak usia dini adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang merupakan masa masa emas dalam kehidupannya dan harus dibina dan distimulus segala perkembangannya agar berjalan dengan optimal. Pembinaan dan stimulus anak usia dini dilakukan sejak anak lahir kedunia.
Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia DiniÂ
Keterampilan Motorik kasar yakni keterampilan yang melibatkan aktivitas otot besar, seperti menggerakkan lengan dan berjalan. Yang merupakan hasil dari perjumpaan berbagai faktor perkembangan sistem saraf, karakteristik tubuh, kemungkinan pergerakkannya, sasaran yang hendak diraih anak dan dukungan lingkungan (Santrock, 2012). Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri, contoh kemampuan duduk, menendang, berlari, naik turun tangga dan lain-lain (Hasnida, 2015).
Dari uraian di atas dapat digabungkan bahwa motorik kasar adalah kemampuan menggerakan anggota tubuh dengan menggunakan otot-otot besar serta dapat diamati dan dipengaruhi oleh kematangan dari organ-organ anak itu sendiri, dimana setiap anak-berbeda-beda tingkat kematangannya.
Menurut (Irwansyah et al., 2021) bahwa perkembangan motorik kasar pada anak perlu adanya bantuan dari para pendidik di lembaga pendidikan usia dini yaitu dari sisi apa yang dibantu, bagaimana membantu yang tepat/appropriate, bagaimana jenis latihan yang aman bagi anak sesuai dengan tahapan usia dan bagaimana kegiatan fisik motorik kasar yang menyenangkan anak.
Kemampuan melakukan gerakan dan tindakan fisik untuk seorang anak terkait dengan rasa percaya diri dan pembentukan konsep diri. Oleh karena itu perkembangan motorik kasar sama pentingnya dengan aspek perkembangan yang lain untuk anak usia dini (Surya et al., 2020).
Bermain Gerak dan LaguÂ
Bermain adalah suatu keadaan bagaimana Anak belajar tentang dirinya sendiri serta duniannya melalui bermain, Melalui pengalaman-pengalaman awal bermain kemampuan dan pengertian memecahkan masalah, sedangkan perkembangan sosialnya meningkat melalui interaksi dengan teman sebayannya ketika bermain (Ulfah et al., 2021). Bermain adalah segala aktivitas untuk memperoleh rasa senang tanpa memikirkan hasil akhir. Bermain dilakukan secara spontan tanpa paksaan orang lain (Susanto, 2011).
Pembelajaran gerak dan lagu merupakan sebuah kegiatan dalam bermain sambil belajar dan belajar sambil bermain. Menurut Widhianawati dalam (Surya et al., 2021) mengatakan bahwa aktifitas yang dilakukan melalui gerak dan lagu diharapkan akan menyenangkan anak sekaligus menyentuh perkembangan bahasa, kepekaan akan irama musik, perkembangan motorik, rasa percaya diri, serta keberanian mengambil resiko. Karena itu perlu adanya suatu kegiatan yang dapat melatih para pendidik anak usia dini dalam memberikan perangsangan pada anak melalui gerak dan lagu.
Menurut Widhianawati dalam (Fahimah et al., 2021), "gerak dan lagu adalah bernyanyi dan latihan gerak tubuh yang sangat berhubungan erat, karena irama lagu dapat mempengaruhi dan mengendalikan pusat syaraf". Pembelajaran melalui gerak dan lagu yang dilakukan sambil bermain akan membantu anak untuk lebih mengembangkan kecerdasannya tidak hanya pada aspek pengembangan seni, bahasa dan fisiknya saja tetapi juga pada pengembangan emosional dan kognitif anak.
Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa bermain adalah suatu kegiatan yang melekat pada anak yang dilakukan dengan spontan untuk memperoleh rasa senang dan dapat merangsang seluruh aspek perkembangan pada anak usia dini seperti perkembangan fisik motorik, kognitif, bahasa, intelektual, moral, sosial dan emosional. Adapun dampak jika anak tumbuh dan berkembang dengan fisik motorik yang baik maka anak akan lebih percaya diri, memiliki rasa nyama, dan memiliki konsep diri yang positif.
Gerakan Dasar Anak Usia DiniÂ
Gerakan dasar dapat kita golongkan dalam 3 katagori. Uraian tentang ketiga kategori tersebut sebagai berikut:
Keterampilan Lokomotor yang meliputi gerak tubuh yang berpindah tempat seperti berjalan, berlari, melompat, meluncur, berguling, menderap, menjatuhkan diri, dan bersepedah. Keterampilan lokomotor membantu mengembangkan kesadaran anak akan tubuhnya dalam ruang. Kesadaran ini disebut kesadaran persepsi motorik yang meliputi kesadaran akan tubuh sendiri, waktu hubungan ruang (spasial), konsep arah, visual dan pendengaran. Kesadaran ini akan terlihat dari usaha anak meniru gerakan anak-anak lain atau gurunya. Contoh gerakan lokomotor adalah Dasar menggunakan 1 elemen (kaki) seperti jalan, lari, lompat, loncat; dan Kombinasi menggunakan 2 atau lebih elemen (tangan, kaki, indra), seperti memanjat, meluncur, menderap, dan melompat-lompat.
Keterampilan nonlokomotor, yaitu menggerakkan anggota tubuh dengan posisi tubuh diam di tempat, seperti berayun, mengangkat, bergoyang, merentang, memeluk, melengkung, memutar, membungkuk dan mendorong, keterampilan ini sering dikaitkan dengan keseimbangan atau kestabilan tubuh. Seperti berputar dan mengayunkan kedua tangan di tempat. Contoh gerakan nonlokomotor atau keseimbangan adalah axial, seperti membungkuk, merenggang, berputar, berayun dan melekuk; dan statis dan dinamis, seperti keseimbangan tegak, keseimbangan berbalik, berguling, memulai gerak, berhenti, mengelak dan mengapung atau mengambang.
Keterampilan gerakan manipulatif, meliputi penggunaan serta mengotrol gerakan otot-otot kecil yang terbatas, terutama yang berada di tangan dan kaki. Contoh gerakan manipulatif dengan kedua tangan adalah menggulung koran bekas, karton manila, dan sebagainnya; Mengupas kacang tanah; Menjempit kertas dengan jepitan kertas; Mengeluarkan jagung tua dari bonggolnya; Mengupas telur rebus; Mencampur adonan tepung; Membentuk plastisin. Sedangkan contoh gerakan manipulatif dengan tangan dan kaki adalah propulsive (gerak mendorong), seperti melempar, menyepak/menendang, mengarahkan, memikul, melantun, melambung, dan menggulir; dan absorptive (daya menyerap), seperti menangkap, menjebak/menyekap.
Gerakan dasar harus dilatih pada anak usia dini sampai mereka benar-benar menguasai. Untuk mencapai tujuan tersebut tidak hanya menyuruh anak melakukan sendiri tanpa diberikan contoh lebih dahulu. Ketiga gerakan diatas perlu digabung-gabungkan ketika anak mulai bermain. Seperti: ketika anak bermain boneka ia memegang dan mengelus-elus boneka di dibaringkan ke kereta bayi, dan diselimuti (gerakan manipulatif). Kemudian menggendong bonekanya dan berjalan menuju ketaman, lalu duduk di bangku taman (lokomotor); dan gerakan anak sedang membungkuk mengambil bola (nonlokomotor), lalu anak memainkannya di lantai (manipulatif), dengan bola di tangan ia berlari menuju keranjang bola untuk memasukkan bola ke keranjang bola (lokomotor).
Gerak dan LaguÂ
Bergerak adalah perubahan posisi tubuh yang dilakukan anak-anak saat bermain dimana anak berlari, melompat, berjinjit, berputar, berguling, tertawa, dengan spontan bebas dengan rasa gembira (Ulfah et al., 2021). Menurut Tetty dkk. (2010), lagu adalah sebuah karya musik berupa rangkaian nada-nada tunggal (unisono) yang disertai syair atau kata-kata, minimal terdiri atas satu bait kalimat lengkap yang telah siap dinyanyikan. Dengan demikian lagu yang dimaksud mempunnyai unsur penyajian baik secara instrumental maupun vocal. Lagu yang di maksud sudah tentu lagu yang sesuai untuk anak-anak khususnnya untuk usia prasekolah. Setiap anak memiliki kemampuan untuk menanggapi musik, tanggapan tersebut akan direkam menjadi perpendaharaan musikal dalam ingatan dan perasaannya. Dengan keadaan tersebut guru mempunyai kesempatan menanamkan nilai-nilai pendidikan kepada anak melalui lagu yang diajarkan.
Alasan Memilih Permainan Gerak dan LaguÂ
Perkembangan pada anak usia dini mencakup beberapa aspek perkembangan, diantaranya yaitu perkembangan fisik motorik kasar. Pada usia PAUD telah tampak otot-otot tubuh yang berkembang, sehingga kemungkinan mereka melakukan berbagai jenis keterampilan. Gerakan anak PAUD lebih terkendali dan terorganisir dengan pola-pola tubuh seperti menegakan tubuh dengan posisi berdiri, tangan dapat digerakkan, dengan santai melangkah dan menggerakkan tungkai dan kaki. Permaian yang dilakukan anak-anak juga memiliki pengaruh positif terhadap aspek perkembangan fisik motorik anak, anak menjadi lebih lincah dalam menggerakkan anggota tubuhnya.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Setelah dilakukan observasi ke lapangan dan wawancara kepada guru-guru di TK IT Jasmiina, Kemampuan motorik kasar siswa pada TK IT Jasmiina meningkat setelah dilakukannya pembelajaran gerak dan lagu. Peningkatan kemampuan motoric anak yang menerapkan gerak dan lagu dalam pembelajarannya mengalami kenaikan yang cukup signifikan, anak sudah mulai bisa melompat, memutar dan mengayunkan lengan, meliukkan tubuh, melakukan koordinasi pendengaran dengan gerak tubuh, dan berjalan ke berbagai arah.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dalam proses pembelajaran maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Melalui kegiatan gerak dan lagu dapat meningkatkan aktifitas guru dalam peningkatan kemampuan motorik kasar anak di TK IT Jasmiina Desa Karya Indah.
2. Melalui kegiatan gerak dan lagu dapat meningkatkan aktifitas anak dalam peningkatan kemampuan motorik kasar anak di TK IT Jasmiina Desa Karya Indah.
3. Melalui kegiatan gerak dan lagu dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar anak di TK IT Jasmiina Desa Karya Indah.
Hambatan dan kendala yang ditemui dilapangan antara lain:
1) Faktor dari anak itu sendiri terlalu pendiam dan malas bergerak.
2) Faktor dari gurunya penyajian kegiatan dalam bentuk gerak sedikit dan monoton.
3) Kurangnya Alokasi waktu karena ada lima pengembangan dasar yang harus diberikan kepada anak usia dini (nilai agama, sosial emosional, bahasa, kognitif, seni).
4) Faktor dari orang tua dan keluarga tidak suka olah raga, tidak mau mengulangi kegiatan motorik kasar yang diberikan di PAUD.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI