Jadi, anak usia dini adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang merupakan masa masa emas dalam kehidupannya dan harus dibina dan distimulus segala perkembangannya agar berjalan dengan optimal. Pembinaan dan stimulus anak usia dini dilakukan sejak anak lahir kedunia.
Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia DiniÂ
Keterampilan Motorik kasar yakni keterampilan yang melibatkan aktivitas otot besar, seperti menggerakkan lengan dan berjalan. Yang merupakan hasil dari perjumpaan berbagai faktor perkembangan sistem saraf, karakteristik tubuh, kemungkinan pergerakkannya, sasaran yang hendak diraih anak dan dukungan lingkungan (Santrock, 2012). Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri, contoh kemampuan duduk, menendang, berlari, naik turun tangga dan lain-lain (Hasnida, 2015).
Dari uraian di atas dapat digabungkan bahwa motorik kasar adalah kemampuan menggerakan anggota tubuh dengan menggunakan otot-otot besar serta dapat diamati dan dipengaruhi oleh kematangan dari organ-organ anak itu sendiri, dimana setiap anak-berbeda-beda tingkat kematangannya.
Menurut (Irwansyah et al., 2021) bahwa perkembangan motorik kasar pada anak perlu adanya bantuan dari para pendidik di lembaga pendidikan usia dini yaitu dari sisi apa yang dibantu, bagaimana membantu yang tepat/appropriate, bagaimana jenis latihan yang aman bagi anak sesuai dengan tahapan usia dan bagaimana kegiatan fisik motorik kasar yang menyenangkan anak.
Kemampuan melakukan gerakan dan tindakan fisik untuk seorang anak terkait dengan rasa percaya diri dan pembentukan konsep diri. Oleh karena itu perkembangan motorik kasar sama pentingnya dengan aspek perkembangan yang lain untuk anak usia dini (Surya et al., 2020).
Bermain Gerak dan LaguÂ
Bermain adalah suatu keadaan bagaimana Anak belajar tentang dirinya sendiri serta duniannya melalui bermain, Melalui pengalaman-pengalaman awal bermain kemampuan dan pengertian memecahkan masalah, sedangkan perkembangan sosialnya meningkat melalui interaksi dengan teman sebayannya ketika bermain (Ulfah et al., 2021). Bermain adalah segala aktivitas untuk memperoleh rasa senang tanpa memikirkan hasil akhir. Bermain dilakukan secara spontan tanpa paksaan orang lain (Susanto, 2011).
Pembelajaran gerak dan lagu merupakan sebuah kegiatan dalam bermain sambil belajar dan belajar sambil bermain. Menurut Widhianawati dalam (Surya et al., 2021) mengatakan bahwa aktifitas yang dilakukan melalui gerak dan lagu diharapkan akan menyenangkan anak sekaligus menyentuh perkembangan bahasa, kepekaan akan irama musik, perkembangan motorik, rasa percaya diri, serta keberanian mengambil resiko. Karena itu perlu adanya suatu kegiatan yang dapat melatih para pendidik anak usia dini dalam memberikan perangsangan pada anak melalui gerak dan lagu.
Menurut Widhianawati dalam (Fahimah et al., 2021), "gerak dan lagu adalah bernyanyi dan latihan gerak tubuh yang sangat berhubungan erat, karena irama lagu dapat mempengaruhi dan mengendalikan pusat syaraf". Pembelajaran melalui gerak dan lagu yang dilakukan sambil bermain akan membantu anak untuk lebih mengembangkan kecerdasannya tidak hanya pada aspek pengembangan seni, bahasa dan fisiknya saja tetapi juga pada pengembangan emosional dan kognitif anak.
Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa bermain adalah suatu kegiatan yang melekat pada anak yang dilakukan dengan spontan untuk memperoleh rasa senang dan dapat merangsang seluruh aspek perkembangan pada anak usia dini seperti perkembangan fisik motorik, kognitif, bahasa, intelektual, moral, sosial dan emosional. Adapun dampak jika anak tumbuh dan berkembang dengan fisik motorik yang baik maka anak akan lebih percaya diri, memiliki rasa nyama, dan memiliki konsep diri yang positif.