Malam itu, Devina, Wulan dan Poppy duduk membentuk lingkaran di dalam gudang sekolah yang gelap dan suram. Bayangan-bayangan aneh yang bergerak-gerak pada dinding gosong kehitaman akibat nyala lilin yang ditempatkan di tengah-tengah mereka membuat suasana semakin seram dan meresahkan.Â
"Baik, kita mulai aja cerita seramnya." Devina membetulkan posisi duduknya. "Boleh aku yang mulai duluan?"
"Oke!" sahut yang lain.
Devina memulai. "Sepasang suami istri yang baru saja menikah, membeli sebuah rumah dengan harga murah dari internet. Pada malam pertama mereka tidur di rumah itu, mereka mendengar suara menggaruk-garuk pelan yang berasal dari dalam lantai di bawah tempat tidur mereka. Seperti suara cakar binatang pengerat yang sedang berusaha membuat lubang.Â
Keesokan siangnya, sang suami membongkar lantai di bawah tempat tidur; khawatir mungkin ada tikus atau binatang lain yang bersarang di bawah lantai kamarnya. Setelah lantai dibuka, ternyata didalamnya tidak ada apa-apa. Hanya tanah padat dan tak ada lubang apapun. Lalu akhirnya ia memasang kembali ubin lantai kamarnya dan kembali menempatkan tempat tidur di atasnya.Â
Kemudian malam harinya, saat baru saja hendak tertidur, mereka kembali diganggu oleh suara menggaruk-garuk. Tetapi kali ini, asal suaranya bukan dari dalam lantai. Melainkan dari ... bawah tempat tidur! Mereka dapat merasakan getaran di bagian bawah tempat tidur mereka; seperti sedang dicakari oleh kuku-kuku tajam dari ujung ke ujung.Â
Suami istri itu sangat ketakutan. Makhluk apa kiranya yang berada di  bawah  tempat tidur mereka?  Kemudian terdengar suara bisikan yang berkata: "Terimakasiiih ... terimakasiihh sudah membebaskankuuu ...".  Dan tiba-tiba, dari bawah tempat tidur, muncul sepotong tangan berkuku tajam yang menyambar ke arah mereka!"
"Waaaaa!" Â semua berseru; tetapi tidak terlalu keras. Lalu tertawa.
"Sekarang giliranku," ucap Wulan sembari berdehem sedikit. "Seorang pemuda bernama Udin yang pulang kembali ke kampung setelah lama merantau ke kota, bertemu dengan sahabat lamanya, Supri. Untuk merayakan pertemuan kembali mereka, Udin dan Supri berniat untuk berbuat usil, seperti saat mereka kecil dulu.Â
Mereka berencana hendak mengejutkan orang-orang yang lewat di dekat sebuah pohon besar yang dikenal angker sejak dulu di kampung itu. Dan mereka berdua pun bersembunyi di balik pohon besar itu, menunggu orang-orang yang akan lewat. Pertama giliran Udin. Saat seorang ibu lewat di depan pohon besar, ia melompat ke jalan sambil berteriak, membuat ibu itu terlompat kaget dan sontak berlari tunggang langgang.Â
Mereka berdua tertawa terbahak-bahak di balik pohon, gembira karena dapat merasakan kegembiraan lagi seperti saat mereka kecil. Kemudian setelah itu tiba giliran Supri. Seorang bapak terlihat datang tergesa dari kejauhan. Saat ia sudah berada di depan pohon besar, Supri melompat dari baliknya sambil berteriak kencang.Â