Mohon tunggu...
Yuhana Kusumaningrum
Yuhana Kusumaningrum Mohon Tunggu... Penulis - Manusia

Tamu di Bumi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kupu-Kupu Hitam

15 Maret 2020   09:00 Diperbarui: 15 Maret 2020   09:03 29462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 "Nggak!" Mima menggeleng kuat-kuat. "Nggak mau!" 

"Kita kan hendak pergi ke rumah Nenek di kampung. Yuk, kita lanjutkan perjalanan kita," bujuk nenek. 

 Dan mendadak ingatan Mima terisi dengan gaung suara klakson kereta api yang dibunyikan berkali-kali dengan nada panjang nyaris putus asa, sebelum akhirnya suara benturan keras itu mengguncang gendang telinganya dan melontarkan tubuhnya memasuki alam ketidaksadaran.

 Mima menunduk memerhatikan sekujur tubuhnya; kemudian meraba wajahnya.  Dan menatap kupu-kupu hitam di hadapannya yang bergeming di dinding.

Ia mengerti sekarang, siapa sebenarnya tamu berwajah seram yang dibawa oleh kupu-kupu itu.

Mima mengangkat lengannya yang kotor berlumuran darah kering; menyambut uluran tangan nenek, dan bertanya, "Kita... sudah meninggal ya, Nek?"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun