"Hmm ..." Ari terdiam sesaat kemudian bertanya. "Apakah ada orang yang dapat mengantarkan Bapak bepergian?"Â
"Bepergian kemana?"Â
"Saya ingin mengajak Bapak melihat Misi Langit Hijau kami."
 "Misi Langit Hijau?" Bapak Tua bertanya tak mengerti.
 "Ya, Pak." Ari mengangguk. "Yang sedang saya lamunkan sambil berjalan tadi. Saya ingin Bapak datang untuk melihatnya."
Dengan diantarkan oleh seorang sopir, Ari dan Bapak Tua melanjutkan perjalanan menuju desa. Sesampainya di ujung desa, Bapak Tua dengan dibantu oleh sopirnya, berjalan memasuki hutan bersama Ari.
Sesampainya di dalam hutan, Bapak Tua terkesima.Â
Di hadapannya, di antara hijaunya hutan dan lebatnya pepohonan, terhampar sebuah arena permainan alam yang sangat indah.Â
Pondok-pondok kecil yang dibangun dari dahan dan ranting pohon serta daun kering sebagai atapnya, ayunan dari sulur pohon yang menjuntai dari setiap batang pohon-pohon terbesar, juga jembatan-jembatan rendah yang menghubungkan dua batang pohon yang terbuat dari anyaman akar-akar pohon.Â
Dan yang paling menarik adalah sebuah lingkaran besar yang dibatasi oleh batu-batuan yang disusun rapi memutar, dengan deretan alas duduk disekitarnya yang juga ditata melingkar; layaknya sebuah panggung amphiteater kecil di tengah hutan.
 "Siapa yang telah membuat semua ini?" tanya Bapak Tua.