Ari melangkah pelan menyusuri jalan desa. Sembari berjalan, otaknya berpikir keras mencari solusi yang tepat untuk menyelamatkan langit hijaunya. Â Langit hijau yang mereka cintai.
   ~o0o~
Ari mengerutkan kening menatap jalan aspal di di bawah kakinya. Dua hari lagi para pekerja akan datang dan mulai mengukur tanah.Â
Saat ini semua warga desa telah menyiapkan barang-barang mereka, siap pergi meninggalkan kampung halaman. Meskipun misi yang dilakukannya hampir selesai, tetapi Ari masih merasa ragu dan sedih membayangkan apa yang akan terjadi jika rencananya tidak berhasil.
 "Kenapa kau melamun, Nak?" Bapak Tua menyapanya seperti biasa, namun diselingi suara batuk-batuk yang tidak biasa.
 "Oh," Ari menoleh dan mendekati pagar bercat putih itu. "Bapak sedang sakit?"
 "Sedikit," Bapak Tua terbatuk lagi.
 "Bapak sudah pergi ke dokter?"
 "Sudah, Nak. Kemarin."
 "Lalu apa kata dokter, Pak?"
 "Bapak disuruh istirahat saja. Dan menghirup udara segar."