Mohon tunggu...
Yuhana Kusumaningrum
Yuhana Kusumaningrum Mohon Tunggu... Penulis - Manusia

Tamu di Bumi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Ratu Semesta Alam

17 Desember 2018   10:09 Diperbarui: 1 Januari 2019   23:48 982
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

TAHUN 126 SEM 

Phi memandangi lukisan yang terpasang di dinding rumahnya.

"Bolehkah aku melihat naskah aslinya, Ayah?" tanya Phi.

 Ayah menoleh. "Naskah asli?"

Phi menunjuk, "Naskah Ratu Semesta Alam. Aku ingin melihat gambar dan tulisan itu sebelum upacara pemujaan pagi ini. Bolehkah?"

Ayah menatap Phi sejenak. Kemudian tersenyum dan mengangguk. "Tentu saja, Nak. Tidak lama lagi kau akan menjadi penggantiku. Tentu kau harus mempelajarinya juga. Supaya bisa mengajarkannya kepada semua orang nanti."

Ayah membuka pintu lemari dindingnya dan mengambil sebuah kotak besar yang terbuat dari kayu tebal dilapis emas. 

"Kotaknya dibuat oleh kakekku - Sang Ahli Bahasa - sehari setelah naskah ini tanpa sengaja ditemukan di lembah Ayesha - terkurung di sela akar sebuah pohon tua yang telah membeku. Sepertinya pohon itu terbawa angin badai dari suatu tempat yang sangat jauh."

Phi mengangguk. Jantungnya berdebar-debar menantikan kotak itu terbuka.

"Ini benda paling berharga Phi, kita harus sangat berhati-hati," ucap Ayah sambil mengangkatnya pelan-pelan.

Sebuah benda tipis tembus pandang melapisi bagian luar naskah itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun