"Tentu saja tidak," jawab Max pongah.
"Jadi menurutmu, di alam seluas ini, hanya kita saja penghuninya ?"
"Ya."
"Sombong sekali kau."
"Aku tidak bermaksud sombong. Tapi coba kalian pikir. Kalau memang alien itu ada, mengapa mereka tidak pernah terlihat ?"
"Mereka terlihat kok. Banyak laporan yang menyatakan melihat benda terbang tak dikenal. Penampakan cahaya-cahaya di atas sana. Sosok gelap berbentuk aneh yang melayang-layang dalam gelap."
"Betul. Â Sejak dahulu kala banyak laporan tentang anggota keluarga yang menghilang secara misterius, yang tak pernah diketahui kemana perginya. Belum lagi korban-korban mutilasi yang ditemukan dimana-mana. Sebagian tubuh terpotong atau hilang. Ada juga yang diketemukan mati dengan luka-luka mengerikan di tubuhnya."
"Benar. Alien itu ada, Max. Dan mereka itu jahat ! Para alien itu sering menculik makhluk-makhluk dari dunia kita dengan seenaknya! Â Kita harus melakukan perlawanan !"
"Dan yang memiliki pengalaman seperti Ed juga banyak. Hanya saja kebanyakan dari mereka malu untuk menceritakannya. Mereka takut ditertawakan atau dianggap berkhayal atau mengarang cerita."
Max mendengus keras, "Dan memang benar kan ?  Itu semua hanya karangan yang dibuat untuk menakut-nakuti kalian supaya tidak pergi terlalu jauh dari rumah. Semua kematian yang kalian katakan itu pasti diakibatkan oleh polusi, atau makhluk predator. Keluarga yang hilang itu pasti hanyalah anak-anak nakal yang membangkang dan tak mau diatur sehingga lebih memilih untuk pergi jauh melarikan diri. Benda-benda aneh tak dikenal  dan cahaya-cahaya itu hanya fenomena alam yang belum kita ketahui namanya.Â
Kalian ini memang terlalu banyak berfantasi. Coba kalian pikir, kalau memang ada peradaban alien berteknologi canggih diluar sana, yang jauh lebih maju daripada kita, kenapa sampai sekarang mereka tidak berusaha berkomunikasi dengan kita ? Â Kenapa mereka selalu sembunyi-sembunyi ? Â Kalau mereka lebih hebat daripada kita, mengapa mereka harus takut ? Â Kenapa mereka tidak menginvasi dan memusnahkan kita semua ?"