"Tentang bangunan-bangunan berbentuk kaku dan menjulang tinggi, lalu alien-alien dalam berbagai rupa hilir mudik kesana kemari, dan banyak diantara mereka yang menaiki benda-benda melayang dalam berbagai bentuk. Aku juga melihat penampakan tempat-tempat lainnya yang terlihat begitu ajaib dan tak wajar. Sulit untuk kujelaskan. Yang pasti, apa yang kulihat itu tidak ada di dunia kita.  Tetapi anehnya ... aku  merasa sangat tidak asing dengan semua yang kulihat itu.  Seolah-olah .... aku ini ... memang pernah menjadi bagian dari mereka."
"Kau ... merasa pernah menjadi bagian dari ... para alien itu ?"
 "Aku tak tahu.  Maka dari itu tadi kubilang sulit untuk dijelaskan. Yah, mungkin semua mimpi dan perasaan aneh itu juga akibat adanya benda asing yang tertanam dalam kepalaku."
"Tetapi ... bukankah para ahli sudah memeriksamu dan menyatakan  tidak ada benda asing mencurigakan di dalam tubuhmu Ed ?"
"Aku juga sudah mengemukakan pendapat kepada mereka, bahwa ada kemungkinan alat yang ditanamkan di kepalaku ini dapat menyatu dengan tubuh. Larut dalam daging dan darah. Teknologi alien kan sangat canggih."
Â
Â
"Hahaha ! Â Omong kosong !" terdengar suara sinis dari balik kerumunan, "Itu semua hanya khayalanmu saja, Ed !"
"Maaf Max, aku tidak mengkhayal," kilah Ed, "Ini kenyataan. Kau dan semua yang hadir disini harus percaya. Suatu saat bisa saja kalian yang mengalaminya."
"Alien itu hanya fantasi anak kecil," ejek Max, "Cuma dongeng sebelum tidur."
"Kau tidak percaya adanya kehidupan lain di luar sana Max ?"