Ya, aku sudah tahu. Tetapi tetap saja sangat menyedihkan membayangkan tak bisa bertemu lagi dengan istri yang kucintai.
Tak perlu sedih. Adikku Taygeta akan membantu kalian berdua supaya bisa tetap berkomunikasi meskipun hanya pada setiap satu malam saat pergantian musim.
Oh…. benarkah ?
Mungkin kau sudah pernah mendengar dari Merope bagaimana cara melakukannya ?
Ya. Nawangwulan baru saja menceritakannya saat kami tiba di tempat ini. Apakah aku juga bisa melakukannya ?
Bawalah Nawangsih bersamamu setiap malam-malam tersebut. Supaya Merope bisa menyanyikan lagu pengantar tidur untuknya. Aku yakin Nawangsih akan bisa mendengarnya dari sini. Aku merasakan energi yang sangat kuat dari dalam tubuhnya. Kemudian apabila kondisi di tempat tinggal kami sudah aman kembali, kami akan mengusahakan supaya Merope bisa datang kesini di saat-saat tertentu untuk bertemu denganmu dan Nawangsih. Tetapi sementara hal itu belum bisa terlaksana, Nawangsih diharapkan bisa bertahan dengan bantuan alat dari Sterope dan Alcyone. Dan ingat. Semua tindakanmu ini harus kau lakukan dengan sangat hati-hati. Jangan sampai ada yang melihat dan menimbulkan kehebohan lagi.
Baik. Terimakasih Kak… mm… Electra. Dan juga untuk semua kakak-kakak disana.
Nawangwulan kembali bersama Nawangsih dan memberikan kaleng besar tadi kepada Jaka Tarub.
“Suamiku, dengarkan baik-baik. Ini adalah persediaan air susuku untuk beberapa bulan kedepan yang bisa kau berikan pada Nawangsih. Jangan pernah kau pindahkan isinya ke tempat lain, karena tabung ini berfungsi sebagai pengawet supaya air susuku tetap segar. Di dalamnya ada alat penakar. Satu takar untuk sehari. Tidak perlu kau berikan melebihi takaran. Karena Kak Sterope telah melengkapi tabung ini dengan sel-modifikator sehingga meskipun jumlah konsumsinya sedikit, tapi tetap bisa mencukupi kebutuhan gizi dan nutrisi harian bagi tubuh Nawangsih. Dan Kak Alcyone juga sudah membuat tabung ini sedemikian mirip dengan kaleng biasa yang banyak digunakan manusia di bumi sehingga tidak akan menimbulkan kecurigaan orang lain. Tetapi meskipun begitu, kau harus tetap berhati-hati.”
“Baik, istriku. Aku mengerti. Aku berjanji akan menjaga putri kita dengan segenap jiwaku.”