Membalut luka-luka, menyimpulkan canda
Menimbang angin dan angan
Jikapun engkau ataupun aku
Dari beribu puisi yang kita ciptakan itu, tak sepenuh nyata
Diksi-diksi yang tersimpul, tersimpan rapat diam-diam
Menjadi nyala bara, ditiup angin-ingin dan asaÂ
Jika secangkir kopi ini masih sempat kita nikmati
Dipenghujung perdebatan antara senja dan malam
Pergi atau pulang dengan segenap jiwa dalam perihnya sendiri-sendiri
Aku tak jua kuasa mengurai-urai untuk memahamimu
Tak mampu menyelami rasa kopi sesungguhnya
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!