Kusandarkan berkalang luka di birai Tebing Keraton
menunggu desir angin penghapus jejak lebam yang kau cipta
memandang curam tebing begitu aksa sebelum lindap langit
jatuh kepelukan swastamita
di sini ku cercah bengkalai hati,
sepanjang bait-bait pahit
Gamang cahaya  manyaru wujudmu,
selayak bayang semu mencibir masa lalu
Aku yang kalah bertaruh rindu
dalam gulita ruang-ruang hampa
Mungkin henti berharap
membiarkan cahaya kutangkap bukan lagi dari manik cinta
sungguh cinta hanya  menunggu keputus-asa-an
bersebab hati tak tertaut
kasih menjadi  penyisih rasa
tak bersisa
Sudahlah,
pada lipatan kenangan ditautan bibir kita
hanya se batas bhama tiba-tiba, dari tangan-tangan,
dari kata-kata yang sama kita eja
pun jika menjadi bilur sepanjang ingatan
Ku hapus bersama arunika dengan berbait astu
Bandung, 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H