Mohon tunggu...
Rizal De Loesie
Rizal De Loesie Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Lelaki Penyuka Senja

Rizal De Loesie, Terkadang Rizal De Nasution dari Nama asli Yufrizal mengalir darah Minang dan Tapanuli. Seorang Lelaki yang sering tersesat di rimba kata

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Muara Hati

9 Desember 2021   22:11 Diperbarui: 9 Desember 2021   22:17 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kadang,

Ingin kupuisikan hujan yang jatuh di atas tumpukan rindu

matahari terlalu cepat mengemasi semua jejak kunang-kunang

Cukup malam sekejap, perihal malam hanyalah sedetik waktu

Merebahkan segala kesadaran yang disandarkan kepada tuhan

Katamu, hujan hanyalah rintik sendu  dalam nyanyian paling sahdu

Dari anak-anak ingatan yang basah.

Jangan bawa lagi tumpukan kata,

Sebab bahuku tak sekuat dulu menahan banyak beban

Jangan menggali terlalu dalam, karena jiwaku letih menahan

Jangan tutup terlalu rapat, karena nafasku tak sepanjang dulu

Ingin kusyairkan suara angin,

Meniupkannya ke atas bara-bara dingin yang hampir padam

Bersebab jalan terlalu tajam di telapak kaki yang menguning

Ranting kering telah melepas segala kemunafikan,

Sebab hidup telah lama dalam rimbunan kata  menyesatkan

Masihkah mencari  syair antara reruntuhan dan rintihan

Para penanggung nasib ? para pengusung rindu?

Masihkah  mengejar angan-angan kecuali kepada Tuhan?

Hidup hanyalah perjalanan yang harus di luruskan

Sejak tetes embun sampai ranting yang patah,

Sebanyak apakah kau kumpulkan untuk saling berbagi

Ingin kupuisikan malam ini begitu panjang, di atas sajadah

Di atas suara hatiku yang paling dalam.

Mencari diriku antara riuh bisikan ambisi keinginan

Mendengarkan kata hati,  membenahi hati

Sebab muasal segala hanyalah dari hati

Hati yang diridhoi sang Illahi...

Bandung, 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun