Rizal De Loesie
Suatu senja di pinggir jalan Braga
Ada bangku kududuki sejak tadi
Disamping tong sampah, semua sisa tercurah
Plastik, botol dan daunan
Tak ada yang membuang kertas berwarna merah
Yang mendiami dompet-dompet mereka
berwarna biru atau hijau
senja ini merah, langit sangat indah
seperti tarian bidadari yang menghampiri
dalam mimpiku semalam tadi
mungkin, bidadari itu sengaja menyapa lamunku
setelah pecah ranum segala rindu
yang diterbangkan ke langit igau
dari desau di laut menuju pulau
sejenak aku berdiskusi dengan rasa sepi dompet
dari kulit imitasi,
ruang-ruang lapang tak terisi, bilik-bilik sunyi
yang disekat kain bertirai-tirai
ia tabah dengan kesunyiannya,
selain secuil logam kekuningan yang tlah lama mukim
mungkin penghuni abadi, sisa kejayaanya
dari kerajaan kemiskinan
lalu dompet tersenyum manis,
di sana masih ada sisa-sisa cerita mudanya
di potret lusuh yang diasuh rembulan dan awan
sejenak dompet mengerutkan dahinya,
ada catatan-catatan belum sempat dibacanya
selain tagihan dan daftar cicilan
tapi dompet kembali diam, aku tersenyum padanya
menciuminya berkali-kali
yang tak lepas- lepas. Walau tak berisi
karena aku tau, suatu waktu akan ada yang bertamu
merah, hijau atau biru
Kota Bandung, 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H