Namun yang Katara temukan adalah seksisme yang udah tidak asing dengan realita yang kita hadapi.Â
Paku memberitahunya bahwa seluruh perempuan dari Suku Air Utara tidak diperbolehkan untuk mempelajari teknik-teknik combative bending, sebaliknya, mereka cuma berlatih dalam seni pengobatan waterbending.Â
Katara akhirnya berkata bahwa tradisi adalah musuh dari kemajuan dan bahwa dalam perang, semua orang yang berkemampuan dan berkeinginan harus belajar untuk bertarung, jadi dia mengambil alih pertempuran budaya ini; dia menantang Master Paku.Â
Kurangnya pelatihan menyebabkan Katara kalah dalam pertarungan, tapi tekadnya kuat buat menghormati meyakinkan Master Paku untuk menjadikannya sebagai murid.Â
Dalam hitungan hari, Katara menaiki jajaran kelas dan dianugerahi gelar Master Katara. Katara adalah suffragette dari ATLA universe; Kesetaraan gender feminisme gelombang pertama adalah yang teratas dalam daftar saat ia mano-y-"wo"mano atau berduel secara langsung dengan waterbending Master yang berusia 60 tahun.Â
Dalam hal ini karakternya juga mewakili keyakinan feminis liberal gelombang kedua bahwa perempuan itu bukan sekadar care-takers and nurturers secara alamiah.Â
Dalam seri Katara memang memanfaatkan pelatihan penyembuhannya, tetapi berkelahi selalu menjadi keterampilan utamanya. Dalam perang, dia sangat penting bagi timnya saat berjuang untuk mengakhiri tirani yang terjadi selama satu abad.
Jika menentang figur otoritatif adalah apa yang kamu sukai, maka Toph Beifong mungkin adalah your most beloved character. Kepribadian Toph sangat bertentangan dengan penampilannya.Â
Dia adalah seorang earthbending yang berusia 12 tahun, bertubuh pendek, buta, dan diperkenalkan pertama kali dalam pertandingan gaya earthbending pseudo-WWE  atau turname Earth Rumble VI melawan laki-laki berutubuh besar, berbadan sehat, dan berotot.Â
Karena gangguan penglihatannya, orang tua Toph yang sangat overprotective dan condescending hingga hampir 'memenjarakan' Toph. Dia diizinkan untuk menjadi earthbending, tetapi dalam proses latihan tidak pernah diizinkan melewati dasar-dasar.Â
Orang tua dan pelatihnya tidak tahu bahwa dia sudah menjadi pejuang nasional yang sangat cakap, telah memenangkan gelar emas sebelum berusia dua belas tahun. Dia diharapkan kedua orang tuanya untuk menjadi pewaris yang santun, lemah lembut but she was a rowdy, strong-willed child. AND WE STAN!