Mohon tunggu...
Yudi Zulfahri
Yudi Zulfahri Mohon Tunggu... Dosen - Direktur Eksekutif Jalin Perdamaian

Master Kajian Ketahanan Nasional, Universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Politik Identitas, Ketika Agama dan Nasionalisme Berubah Menjadi Candu

5 Juli 2019   09:30 Diperbarui: 5 Juli 2019   10:02 2506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dengan kondisi seperti ini, seseorang akan terjatuh pada sikap intoleran, merasa diri paling benar dan mudah memberikan vonis atas setiap kesalahan orang lain yang ia temukan. Sementara itu kesalahan yang senantiasa muncul dari dalam dirinya sendiri tidak pernah ia sadari, sehingga kesalahan itu akan terus bertumpuk dan membawa orang tersebut berada pada jalur hidup yang salah. 

Dan yang berbahaya, kesalahan yang ada pada dirinya itu akan dianggap sebagai kebenaran. Ini adalah jebakan syetan. Orang-orang yang memiliki nilai mendasar seperti inilah yang begitu mudah terjebak ke dalam politik identitas.

Penting sekali untuk menanamkan nilai yang benar dalam menentukan tujuan kehidupan agar bisa terhindar dari jebakan politik identitas. Jika tujuan hidup seseorang adalah untuk senantiasa mencari kebenaran, maka ia akan mendapatkan satu kesadaran bahwa masih banyak sekali hal yang tidak ia ketahui. 

Ketika mendapatkan sebuah kebenaran, dengan mudah ia akan menyadari bahwa masih banyak kebenaran lain yang harus ia gali. Dengan menanamkan nilai mendasar seperti ini, seseorang akan berada pada situasi yang konstan untuk terus belajar dan tumbuh, dan ini akan membawanya pada jalur hidup yang benar.

Bisa jadi suatu waktu ia akan menemukan kesalahan yang dilakukan oleh orang lain, namun hal itu tidak menjadikannya arogan dan merasa diri paling benar. Dengan nilai yang ada pada dirinya, ia memahami bahwa berbuat salah memang merupakan sifat dasar manusia sehingga tidak perlu disikapi secara berlebihan.

Biasanya, seseorang yang memiliki nilai seperti ini akan menyikapi kesalahan yang dilakukan oleh orang lain dengan bijaksana. Fokusnya bukan pada kesalahan yang dilakukan, tapi lebih pada kebenaran apa yang ditinggalkan sehingga orang tersebut berbuat salah. 

Orang seperti ini lebih suka merespon sebuah kesalahan dengan melakukan perbaikan daripada bersikap arogan. Karena ia memahami bahwa sikap arogan hanya akan memberikan efek bola salju atas sebuah kesalahan. 

Solusi

Candu politik identitas telah merusak harmoni kehidupan berbangsa dan bernegara. Jika keadaan ini terus dibiarkan, maka Indonesia sangat berpotensi untuk mengalami disintegrasi bangsa. Pemerintah bersama para tokoh agama dan tokoh masyarakat sudah saatnya duduk bersama untuk mencari solusi guna mengakhiri keadaan ini.

Politik identitas hadir sebagai respon dari kecemasan dan ketidakpastian yang menghampiri sebagian masyarakat Indonesia. Untuk itu, perlu adanya rekonsiliasi dari para tokoh yang dianggap mewakili dua kelompok identitas yang saling berselisih untuk kembali menghadirkan ketenangan. 

Mengakhiri politik identitas sama artinya dengan merekatkan kembali persatuan dan kesatuan. Hal ini sangat penting, karena tidak ada suatu bangsa yang berhasil maju dalam kondisi terpecah belah. Ibarat kata pepatah, "bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun