Setelah merdeka, Haji Agus Salim masih melanjutkan jurnalismenya. Atas jasa-jasanya, Haji Agus Salim diangkat sebagai Ketua Dewan Kehormatan Persatuan Wartawan Indonesia pada tahun 1952.
Haji Agus Salim juga menjabat sebagai Menteri Luar Negeri di sejumlah era kabinet, seperti Kabinet Amir Syarifuddin I (3 Juli 1947 -- 11 November 1947), Kabinet Amir Syarifuddin II (11 November 1947 -- 29 Januari 1948), Kabinet Hatta I (29 Januari 1948 -- 4 Agustus 1949), dan Kabinet Hatta II (4 Agustus 1949--20 Desember 1949)
Ia kemudian mengundurkan diri dari dunia politik, namun masih menjabat sebagai seorang Penasihat Menteri Luar Negeri hingga akhir hidupnya.
AKHIR HIDUP DAN PENINGGALAN
Agus Salim sebagai seorang pahlawan nasional meninggal dunia pada 4 November 1954 di Rumah Sakit Umum Jakarta di usia 70 tahun dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan.Â
Atas segala jasa-jasanya, pada tanggal 27 Desember 1961, Agus Salim dianugerahi gelar Pahlawan Nasional melalui Keputusan Presiden RI No. 657 Tahun 1961.
Namanya sekarang dikenang melalui nama jalan di sejumlah tempat di Indonesia dan dijadikan nama sebuah stadium di Padang, Sumatra Barat.
Namun, yang terpenting, Haji Agus Salim mengajarkan kepada kita bahwa peperangan tidak hanya dimenangkan lewat otot saja, namun bahwa terkadang bolpoin lebih tajam daripada pedang. Ia menjadi sebuah teladan bagi diplomat-diplomat di Indonesia, bahwa memang perjuangan dan peperangan itu sangatlah pahit dan getir, namun kemerdekaan itu rasanya manis dan begitu indah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H