7 ekor per 10 daun (0,7 ekor per daun).
Tungau (mite):Â
jika kerusakan tanaman sebesar 15% akibat tungau.
Persentase intensitas serangan hama ulat, kumbang, belalang dan siput babi per tanaman contoh, dengan nilai ambang pengendaliannya adalah jika kerusakan daun sebesar 5% akibat hama-hama tersebut.
Persentase intensitas serangan penyakit bercak daun, busuk daun, karat daun, downy mildew, dan powdery mildew, dengan nilai ambang pengendaliannya jika tingkat serangannya sudah mencapai 5% dari luas daun.
Jumlah tanaman yang terserang penyakit layu fusarium, layu bakteri dan penyakit virus kompleks. Untuk ketiga jenis penyakit ini tidak dibatasi oleh nilai ambang pengendalian. Jika ditemukan gejalanya harus secepatnya dilakukan eradikasi selektif (disingkirkan dan dimusnahkan), hanya diperlukan data tercatatnya saja yang akan digunakan sebagai dasar pertimbangan pergiliran tanaman selanjutnya.
Jumlah tanaman yang menunjukkan gejala kekurangan unsur hara tertentu. Data yang diperoleh untuk digunakan ambil tindakan pemupukan selanjutnya.
d. Melatih Petani sebagai Pakar PHT
Penerapan PHT harus disesuaikan dengan kondisi agroekosistem setempat. Rekomendasi PHT yang dikeluarkan oleh instansi terkait maupun oleh para pakar pertanian hendaknya dikembangkan oleh petani sendiri sesuai kondisi setempat. Dengan demikian nantinya justru petani sendiri yang lebih ahli tentang penerapan PHT di daerahnya masing-masing.
Ir. Wahyudi (Cianjur, Jawa Barat). Praktisi pertanian, konsultan pertanian, trainer pertanian dan penulis buku pertanian. wahyudi.richwan@gmail.com
(Bersambung)