Penyakit Sayuran
Dalam bagian ini akan diuraikan jenis-jenis penyakit yang sering menyerang tanaman sayuran. Berbeda dengan hama sayuran yang bisa dikenali dari penampakan jenis hamanya disamping dari dampak serangannya. Organisme penyebab penyakit tanaman berukuran sangat kecil (mikro), sehingga oleh petani awam hanya bisa dikenali dari dampak serangannya. Oleh karena itu pemahaman tentang faktor lingkungan yang mempengaruhi pesatnya perkembangan organisme penyebab penyakit, ciri-ciri gejala serangan jenis-jenis penyakit, dan cara perkembangbiakannya sangat penting untuk diketahui. Dengan demikian akan bisa dilakukan tindakan antisipasi untuk mencegah dan menghindarinya.
a. Penyakit Rebah Batang atau Dumping Off (Rhizoctania solani, Pythium sp.)
Organisme penyebab penyakitnya termasuk dalam golongan fungi (jamur). Termasuk jenis penyakit yang menyerang tanaman kecil pada waktu persemaian bibit. Perkembangan dan penyebarannya melalui udara dan di dalam tanah (air born dan soil born). Pada kelembaban udara dan kelembaban tanah yang tinggi tetapi fluktuasi suhu udara pada siang hari tidak menentu (kadang dingin dan kadang panas), penyakit ini sering menyerang. Gejala penyakit ini tampak bercak basah pada pangkal batang bibit, yang kemudian mengakibatkan bibit layu dan rebah. Penyakit rebah batang ditemukan hampir pada semua jenis tanaman sayuran pada fase tanaman kecil (bibit).
Saran antisipasi untuk menghindarkan serangan penyakit ini antara lain menggunakan media semai yang steril, mengatur jarak antar bibit tidak terlalu rapat, lokasi persemaian dipilih yang terbuka dengan sirkulasi udara yang lancar, penyiraman dilakukan tidak terlalu basah dan selalu menggunakan air bersih, serta menjaga kebersihan lingkungan dan peralatan yang digunakan,
b.Penyakit Busuk Daun dan Buah (Pythoptora infestans)
Organisme penyebab penyakit ini termasuk dalam golongan fungi (jamur). Perkembangan dan penyebarannya melalui udara, biasa disebut penyakit tular udara (air born). Pada musim hujan dan kelembaban udara tinggi tetapi fluktuasi suhu udara pada siang hari terlalu tinggi (kadang dingin dan kadang panas), penyakit ini sering menyerang. Gejala awal tampak pada daun yang seperti tersiram air panas, kemudian cokelat membusuk dan melebar. Pada saat sudah berbuah, sering juga menyerang buah dengan gejala seperti tersiram air panas kemudian membusuk basah. Perkembangan dan penyebaran penyakit ini cepat sekali jika tidak segera diatasi. Banyak menyerang tanaman kentang, tomat, cabai, terong, paprika, semangka, melon, mentimun, paria, oyong, dan beberapa jenis sayuran lainnya.
Saran antisipasi untuk menghindari serangan penyakit ini antara lain, memperjarang jarak tanam, menjaga kebersihan kebun dan memperbaiki saluran drainase airnya pada penanaman musim hujan. Lokasi lahan penanaman pada saat musim hujan dipilih yang terbuka dan sirkulasi udaranya lancar.
c. Downy Mildew atau Embun Bulu (Pseudoperonospora cubensis)
Organisme penyebab penyakit embun bulu termasuk dalam golongan fungi (jamur). Perkembangan dan penyebarannya melalui udara, biasa disebut penyakit tular udara (air born). Seperti penyakit busuk daun, pada musim hujan dan kelembaban udara tinggi tetapi fluktuasi suhu udara pada siang hari terlalu tinggi (kadang dingin dan kadang panas), penyakit ini sering menyerang. Gejala awal, muncul bercak kekuningan dengan bentuk kotak-kotak mengikuti alur tulang daun yang dimulai dari daun tua. Semakin lama luas daun yang diserang semakin lebar, mengering dan cepat menular ke daun yang lebih muda di atasnya. Banyak menyerang tanaman melon, semangka, mentimun, cabai, terong, paprika, oyong, paria, dan beberapa jenis sayuran lainnya.
Saran antisipasi untuk menghindarkan serangan penyakit ini sama seperti saran antisipasi untuk serangan penyakit busuk daun dan buah.
d. Powdery Mildew atau Embun Tepung (Oidiopsis capsici, Erisiphe sp)
Organisme penyebab penyakit ini juga termasuk dalam golongan fungi (jamur). Perkembangan dan penyebarannya melalui udara, biasa disebut penyakit tular udara (air born). Demikian juga kondisi lingkungan yang merangsang perkembangan penyakit ini seperti penyakit busuk daun, yaitu pada musim hujan dan kelembaban udara tinggi tetapi fluktuasi suhu udara pada siang hari terlalu tinggi (kadang dingin dan kadang panas), penyakit ini sering menyerang. Gejala penyakit ini hampir mirip dengan downy mildew, perbedaannya terdapat serbuk putih seperti tepung yang muncul di permukaan daun, baik dipermukaan bawah maupun atas daun. Banyak menyerang tanaman melon, semangka, mentimun, cabai, terong, paprika, oyong, paria, dan beberapa jenis sayuran lainnya.
Saran antisipasi untuk menghindarkan serangan penyakit ini sama seperti saran antisipasi untuk serangan penyakit busuk daun dan buah, yaitu antara lain, memperjarang jarak tanam, menjaga kebersihan kebun dan memperbaiki saluran drainase airnya pada penanaman musim hujan. Lokasi lahan penanaman pada saat musim hujan dipilih yang terbuka dan sirkulasi udaranya lancar.
e. Antraknosa atau Penyakit Patek (Coletrotichum capsici)
Organisme penyebab penyakit antraknosa termasuk dalam golongan fungi (jamur). Perkembangan dan penyebarannya melalui udara, biasa disebut penyakit tular udara (air born). Pada kondisi dimana fluktuasi kelembaban udara dan suhu udara pada siang hari terlalu tinggi (kadang lembab tapi panas, dan kadang dingin tapi kelembaban udara rendah), penyakit ini sering menyerang. Serangan lebih mengarah ke buah. Gejalanya diawali pada permukaan buah yang tampak berbercak cokelat kering bulat berbintik hitam melingkar, kemudian melebar hingga buah busuk kering Banyak menyerang tanaman cabai, paprika, terong, melon, semangka, dan beberapa jenis sayuran berbuah lainnya.
Saran antisipasi untuk menghindarkan serangan penyakit ini antara lain tidak menanam berdekatan dengan tanaman lebih tua yang terserang penyakit ini. Lokasi lahan pada penanaman musim hujan dipilih yang terbuka dan sirkulasi udaranya lancar, memperjarang jarak tanam, menjaga kebersihan kebun dan memperbaiki saluran drainase airnya.
f. Penyakit Bercak Daun Serkospora (Cercospora sp.)
Organisme penyebab penyakit ini termasuk dalam golongan fungi (jamur). Perkembangan dan penyebarannya melalui udara, biasa disebut penyakit tular udara (air born). Gejala serangannya tampak terdapat bercak-bercak kecil berbentuk bulat dan berwarna kekuningan pada daun. Bercak-bercak tersebut akan meluas sampai garis tengahnya mencapai 5-7 mm. Pada stadium ini pusat bercak berwarna pucat sampai putih, dan sekeliling tepinya berwarna kecokelatan. Pada serangan berat, daun yang terserang akan rontok.
 Pada beberapa kasus penyakit ini juga sering ditemukan menyerang batang dan tangkai buah. Serangan pada tangkai buah dapat meluas ke bagian buah yang mengakibatkan buah rontok. Kondisi udara panas dengan kelembaban udara tinggi (musim hujan yang sering panas tiba-tiba) sangat mendukung perkembangan penyakit ini. Banyak menyerang tanaman cabai, tomat, terong, paprika, semangka, melon, mentimun, kentang, kacang-kacangan, dan beberapa jenis sayuran lainnya.
Saran antisipasi untuk menghindari serangan penyakit ini antara lain memperjarang jarak tanam, memperlebar selokan antar bedengan dan memperbaiki saluran drainase airnya pada penanaman di musim hujan.
g. Penyakit Karat Daun (Uromyces sp.)
Organisme penyebab penyakit ini termasuk dalam golongan fungi (jamur). Termasuk penyakit utama kacang-kacangan (buncis dan kacang panjang). Perkembangan dan penyebarannya melalui udara, biasa disebut penyakit tular udara (air born). Gejala awal tampak terdapat bercak-bercak kecoklatan pada daun, yang semakin lama semakin menyebar. Pada serangan parah, daun mengering yang dimulai dari daun tua. Kondisi udara panas dengan kelembaban udara tinggi (musim hujan yang sering panas tiba-tiba) sangat mendukung perkembangan penyakit ini.
Saran antisipasi untuk menghindarkan serangan penyakit ini antara lain memperlancar sirkulasi udaranya dengan cara memperjarang jarak tanam, memperlebar selokan antar bedengan dan mengurangi daun tua jika terlalu rimbun pada penanaman di musim hujan, serta memperbaiki saluran drainase airnya.
h. Penyakit Akar Gada (Plasmodiosphora brassicae)
Organisme penyebab penyakit ini juga masuk ke dalam golongan fungi (jamur). Perkembangan dan penyebarannya di dalam tanah (media tumbuh), biasa disebut penyakit tular tanah (soil born). Gejala serangannya mudah dikenali ketika cuaca sedang panas, yaitu seluruh tanaman menunjukkan gejala layu padahal kondisi kelembaban tanahnya tidak kering. Pada stadium awal, gejala layu hanya terjadi pada suhu udara maksimum (tengah hari). Pada stadium selanjutnya jika infeksi penyakitnya semakin meluas, tanaman akan menunjukkan layu sejak suhu udara mulai naik,
 dan beberapa helai daun bagian bawahnya menunjukkan gejala nekrosis (jaringan mati) yang berwarna kuning dan mengering. Perkembangan pucuk tanaman terhambat, sehingga mengecil. Jika tanaman dicabut akan tampak gejala benjol-benjol pada perakarannya seperti kanker dengan akar rambut yang sedikit. Banyak menyerang tanaman kubis-kubisan (kubis, sawi putih, kembang kol, brokoli, kalian), sawi-sawian (caisim, pokchoy), dan kadang pada tanaman lettuce (selada).
Saran antisipasi untuk menghindarkan serangan penyakit ini antara lain melakukan pergiliran tanaman dengan jenis kacang-kacangan atau jagung, menaikkan pH tanah dengan cara pengapuran pada saat persiapan lahan hingga mencapai pH 6,5. Pada penanaman di musim kemarau harus benar-benar dipilih lahan yang ketersediaan airnya mencukupi untuk dilakukan penyiraman rutin.
i. Penyakit Busuk Lunak (Erwinia carotovora)
Organisme penyebab penyakit busuk lunak termasuk dalam golongan bakteri. Perkembangan dan penyebaran penyakit ini melalui udara dan di dalam tanah (air born dan soil born). Pada musim hujan dan kelembaban udara tinggi tetapi fluktuasi suhu udara pada siang hari tidak menentu (kadang dingin dan kadang panas), penyakit ini sering menyerang. Gejala penyakit mudah dikenali, yaitu pada bagian atas tanaman mulai dari batang, tangkai daun, pucuk tunas sampai bunga tampak busuk basah, dan berbau busuk menyengat. Banyak dijumpai menyerang pada tanaman kubis-kubisan (kubis, sawi putih, brokoli, bunga kol, kailan) dan sawi-sawian (caisim, pokchoy).
Saran antisipasi untuk menghindarkan serangan penyakit ini antara lain tidak menanam berdekatan dengan tanaman sejenis atau sefamili yang lebih tua dan banyak terserang penyakit ini, memperjarang jarak tanam dan memperbaiki drainase airnya pada penanaman di musim hujan, memilih lokasi terbuka dengan sirkulasi udara lancar, serta menjaga kebersihan kebun.
j.Penyakit Layu Bujang atau Layu Fusarium (Fusarium sp)
Organisme penyebab penyakit ini masih termasuk dalam golongan fungi (jamur). Perkembangan dan penyebarannya di dalam tanah (media tumbuh), biasa disebut penyakit tular tanah (soil born). Pada penanaman di musim hujan dan apalagi riwayat tanah yang digunakan sebelumnya sudah terinfeksi oleh penyakit ini melalui tanaman sejenis dan sefamili, seringkali gejala layu bujang muncul. Awalnya beberapa tanaman layu yang dimulai dari bagian bawah hanya pada siang hari,Â
sedangkan pada pagi hari segar kembali, dengan posisi tanaman terserang yang sporadis (tersebar acak). Gejala lain, anak tulang daun menguning dan jika infeksi terus berkembang seluruh bagian tanaman akan layu. Jika pangkal batang yang terserang dipotong melintang akan tampak bercak cokelat kehitaman melingkar pada jaringan batangnya. Pada serangan yang parah, sebelum panen habis seluruh tanaman layu secara permanen. Banyak menyerang tanaman cabai, terong, paprika, melon, semangka, mentimun, tomat, kentang, kacang-kacangan dan beberapa jenis sayuran lainnya.
Saran antisipasi untuk menghindari penyakit ini antara lain tidak menanam pada lahan bekas tanaman sejenis atau sefamili yang terindikasi oleh serangan penyakit ini, dan tidak menanam berdekatan dengan tanaman sejenis dan sefamili yang yang lebih tua dan yang terserang penyakit ini apalagi posisi lahannya berada di atas lahan baru. Pada penanaman musim hujan diperlebar selokan antar bedengan dan diperbaiki saluran drainase airnya. Jika sudah dijumpai serangan penyakit ini untuk tidak melakukan pengairan dengan sistem leb (memasukkan air melalui selokan antar bedengan) sampai dipastikan serangan penyakitnya sudah terhenti, dan dalam kasus ini untuk sementara pengairan dilakukan dengan cara menyiram air pada tiap zona perakaran tanaman.
k. Penyakit Layu Bakteri (Ralstonia sp.)
Organisme penyebab penyakit ini termasuk dalam golongan bakteri. Perkembangan dan penyebarannya di dalam tanah (media tumbuh), biasa disebut penyakit tular tanah (soil born). Berbeda dengan layu bujang, gejala awal layu bakteri biasanya tampak beberapa tanaman layu pada bagian pucuk secara permanen, tetapi kadang hanya pucuk cabang sebelah saja yang layu sementara cabang lainnya masih segar. Jika infeksi terus berlanjut, maka dalam beberapa hari saja seluruh bagian tanaman akan layu secara permanen. Posisi tanaman yang terserang tidak sporadis (tidak tersebar acak), melainkan mengelompok dalam petak atau blok lahan tertentu saja.Â
Tetapi jika tidak segera diatasi akan menyebar ke petak atau blok lahan lainnya. Jika pangkal batang tanaman yang terserang dipotong melintang akan tampak bercak cokelat kehitaman menyebar penuh pada jaringan batangnya, dan untuk beberapa tanaman jika pangkal batang tersebut dicelupkan ke dalam air bersih akan tampak cairan berwarna putih susu keluar dari pangkal batang tersebut. Ciri lainnya, jika tanaman yang sudah layu permanen dicabut akan tampak kulit akarnya membusuk cokelat kehitaman dan mudah terkelupas.Â
Salah satu jenis penyakit yang paling ditakuti oleh petani sayuran, karena penyebarannya sangat cepat melalui aliran air tanah, sehingga mengakibatkan kerugian fatal. Banyak dijumpai menyerang tanaman cabai, tomat, terong, paprika, melon, semangka, mentimun, kacang-kacangan dan beberapa jenis sayuran lainnya.
Saran antisipasi untuk menghindarkan serangan penyakit ini sama seperti saran antisipasi untuk penyakit layu bujang, yaitu antara lain tidak menanam pada lahan bekas tanaman sejenis atau sefamili yang terindikasi oleh serangan penyakit ini, dan tidak menanam berdekatan dengan tanaman sejenis dan sefamili yang yang lebih tua dan yang terserang penyakit ini apalagi posisi lahannya berada di atas lahan baru. Pada penanaman musim hujan diperlebar selokan antar bedengan dan diperbaiki saluran drainase airnya.
 Jika sudah dijumpai serangan penyakit ini untuk tidak melakukan pengairan dengan sistem leb (memasukkan air melalui selokan antar bedengan) sampai dipastikan serangan penyakitnya sudah terhenti, dan dalam kasus ini untuk sementara pengairan dilakukan dengan cara menyiram air pada tiap zona perakaran tanaman.
l. Penyakit Virus Kompleks
Penyakit virus kompleks disebabkan oleh satu jenis virus atau gabungan beberapa jenis virus. Beberapa virus yang sering menyerang tanaman diantaranya: virus CMV (cucumber mosaic virus), virus CVMV (chilli veinal mottle virus), virus PVY (potato virus Y), dan virus TMV (tobacco mosaic virus).
 Gejala penyakit virus kompleks ditandai dengan pertumbuhan tanaman kerdil (terhambat), ukuran daun lebih kecil, pada sepanjang tulang daun terdapat jaringan yang menguning atau hijau gelap, tulang daun menonjol dan berkelok-kelok dengan pinggiran daun yang bergelombang. Virus masuk ke dalam jaringan tanaman melalui luka yang disebabkan oleh gigitan serangga vektor, atau melalui persinggungan dengan tanaman yang terserang. Selanjutnya virus memperbanyak diri dalam jaringan tanaman dan menyebar ke seluruh jaringan secara sistematik. Banyak menyerang pada tanaman cabai, tomat, terong, paprika, melon, semangka, mentimun, zukini, kentang, dan beberapa jenis sayuran lainnya.
Saran antisipasi untuk menghindarkan serangan penyakit ini antara lain menggunakan benih yang terjamin bebas virus, tidak menanam berdekatan dengan tanaman yang lebih tua yang terserang oleh penyakit ini, menghindarkan dan memberantas hama vektor (antara lain thrips, aphids dan hama penghisap cairan tanaman lainnya). Jika dijumpai serangan awal penyakit ini, segera lakukan eradikasi selektif (mencabut tanaman yang terserang dan memusnahkan tanaman terserang tersebut dengan cara dibakar di tempat yang jauh dari lokasi).
Ir. Wahyudi (Cianjur, Jawa Barat). Praktisi pertanian, konsultan pertanian, trainer pertanian dan penulis buku pertanian. wahyudi.richwan@gmail.com
(Bersambung)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H