Mohon tunggu...
YUDI M RAMID
YUDI M RAMID Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Dari pekerja medis ke Asuransi dan BUMN....

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Penikmat Kopi Harus Tahu, Kopi Paling Nikmat

14 Juli 2024   10:22 Diperbarui: 14 Juli 2024   10:25 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Asal kopi bukan dari Arab,  tapi dari Harare  sebuah kota kuno di Etiopia yang terletak di Dataran Tinggi Timur,

Ethiopia dianggap sebagai tempat kopi pertama kali di dunia.
Pedagang Arab  membawa biji kopi Etiopia ke dunia luar. 

Kopi Arabika dan Robusta adalah kedua jenis kopi yang berasal dari Harare.

Ada  perbedaan dari kedua jenis kopi ini. Kopi Arabica mengandung sepertiga jumlah kafein kakau dibandingkan  dengan kopi Robusta.

Kopi Arabika yang berasal dari Etiopia itu menyebar ke seluruh dunia dari Arab melalui Yaman.

Budidaya kopi meluas hingga ke India, Pulau Jawa Indonesia, bahkan hingga ke benua Amerika.

Kopi Robusta memiliki hasil panen yang lebih tinggi, mengandung kadar kafein yang lebih besar namun kadar gulanya  rendah.

Robusta dapat ditanam di iklim yang lebih panas dan lembab hanya memerlukan sedikit perawatan.

Robusta memiliki rasa yang dalam dan kompleks dengan  memadukan hazelnut dan coklat, sedangkan kopi Arabika lebih ringan dan relatif lebih asam dengan rasa buah.

Pada abad ke-19, kedai kopi ada di mana-mana di Eropa, namun membuat kopi membutuhkan waktu. Pada tahun 1884, barista Angelo Moriondo menemukan “mesin uap baru " untuk menyiapkan minuman kopi secara ekonomis dan instan.

Kopi lain yang terkenal adalah
kopi putih Lebanon.
Kopi putih Lebanon pada dasarnya adalah kopi hitam tradisional, yang dibuat dengan menambahkan air panas ke kopi bubuk dan dicampur rempah merebusnya dengan api kecil.

Setelah itu  dikenal  kopi putih Malaysia berasal dari masa kolonial Inggris di Malaysia. Kopi jenis ini diyakini dikembangkan di kota Ipoh di negara bagian Perak, Malaysia. dengan proses pemanggangan dengan cara yang sangat ringan.

Awalnya, biji kopi dipanggang perlahan dengan sedikit ghee atau mentega hewani,  pemanggangan ini dikenal dengan sebutan pemanggangan “Ipoh”,

Namun kopi termahal di dunia adalah kopi luwak dari Indonesia  

Harga rata-rata sekitar €900/kg (US$1.067/kg) di Eropa  

Kopi jenis ini juga kontroversial  karena proses pembuatannya melalui binatang disebut Luwak, namun orang Eropa tetap menyebutnya sebagai musang.

Beda luwak dan musang adalah luwak bertubuh lebih  kecil,  ekornya panjang , sementara tubuh musang sedikit lebih besar dengan berat berkisar antara 2-5 kg.

Kopi” dan “luwak” diterjemahkan ke dalam bahasa Spanyol masing-masing sebagai “kopi” dan “musang” atau kopi musang

Luwak  hanya mencerna daging buahnya lalu mengeluarkan biji kopi diantara kotorannya.
Kopi ini  kehilangan rasa pahitnya berkat enzim yang ada di dalam perut hewan tersebut.

Biji kopi setelah  melewati proses dikumpulkan dan dicuci, dipanggang dan digiling seperti jenis biji lainnya.

Mengapa kopi jenis ini menjadi kopi termahal, adalah karena luwak mampu mendeteksi biji kopi yang paling matang untuk dimakan.

Karena  harga jualnya menjadikan luwak  sebagai salah satu hewan yang paling banyak dicari.

Luwak dikurung di kandang kecil dan dipaksa mengonsumsi biji kopi sebanyak mungkin.

Menurut laporan, luwak yang dipelihara di penangkaran sering kali mengalami kekurangan nutrisi, menjadi sakit atau bahkan mati.

Luwak merupakan hewan penyendiri yang tidak suka ditemani, mengurungnya dapat menimbulkan perilaku yang aneh bagi hewan tersebut.

Saluran televisi internasional bergengsi seperti BBC atau National Geographic telah membuat film dokumenter yang mengecam eksploitasi musang (luwak) dalam produksi kopi termahal di dunia,

Organisasi hewan juga mengunjungi beberapa peternakan di Indonesia di mana hewan-hewan ini membuat kopi, dan meminta penutupannya setelah menyadari kondisi buruk di tempat mereka tinggal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun