gunung api karena terletak didaerah bahaya yang disebut cincin api.
Indonesia tidak lepas dari bahaya gempa danAkhir akhir ini gunung Ruang yang terletak di Pulau Sulawesi meletus dan seluruh penduduk yang mungkin terkena dampaknya diungsikan.
Gunung Ruang memiliki pola erupsi sekali dalam 30 tahun meletus
Tahun 1974 dan tahun 2002.
Kali ini, erupsi terjadi tahun 2024 atau belum sampai 30 tahun .
”...mungkin sisa magma dari yang di 2002 itu belum keluar semua, kita perlu waspada,” kata Mirzam ahli vulkanologi dari ITB.
Bahaya erupsi gunung Ruang adalah tsunami vulkanik ketika lava jatuh kelaut dati kedua sisi gunung.
Setelah gunung Ruang terjadi lagi letusan gunung Marapi di Sumatera Barat.
Bahaya yang tidak diduga adalah terjadinya banjir bandang atau lahar dingin di beberapa tempat di kaki Gunung dan aliran sungai.
Korban terakhir yang tercatat adalah 62 orang dan beberapa hilang..
Berdasarkan analisis BMKG hujan masih berpotensi terjadi dan bencana serupa.
Dilakukan modifikasi cuaca untuk menghentikan hujan agar banjir lahar dingin susulan tidak terjadi, yaitu penyebaran garam di awan agar hujan tidak terjadi didaerah bencana.
Diperkirakan aliran sungai dari Gunung Marapi, masih banyak endapan material vulkanik yang jumlahnya sekitar satu juta meter kubik.
sabo dam seperti yang digunakan di Gunung Merapi Jawa Tengah.
Solusi gunung Marapi lainnya adalah pembuatanBerbagai cara digunakan para ahli untuk mengatasi bahaya lahar gunung berapi
Tahun 1935 gunung berapi Mauna Loa di Hawaii meletus dan ancaman lahar panas bagi kota dibawahnya.
Aliran deras menuju kota Hilo sangat membahayakan penduduk.
Thomas A. Jaggar, ahli vulkanologi di Hawaiian Volcano Observatory, mengusulkan menjatuhkan bom di dekat kawah mengalihkan aliran lava panas.
Ledakan bom diharapkan akan menciptakan celah baru agar aliran lahar tidak menuju kota.
Bom berhasil membuat aliran di kawah mengubah lintasan lava tidak ke kota padat penduduk.
Namun ada persoalan budaya termasuk faktor agama bagi penduduk sekitar gunung berapi.
Gunung berapi sering kali memiliki ikatan kuat dengan “penduduk lokal yang tidak menyukai campur tangan ” merusak gunung.
Banyak penduduk asli Hawaii memandang kehancuran gunung akibat bom sebagai pelecehan terhadap keyakinan mereka.
Pada tahun 1984, Mauna Loa meletus kembali mengancam Hilo.
Gubernur Hawaii saat itu, George Ariyoshi, secara terbuka menyatakan bahwa bom tidak akan digunakan lagi intuk mengalihkan aliran lahar.
Gunung Etna di pulau Sisilia Italia tahun 1991 hampir delapan ton bahan peledak ditanam untuk mengebor lubang di sepanjang gunung.
Teorinya adalah membuat parit lava besar secepatnya menyelamatkan kota Etna.
Berkat cara ini, Zafferana Etnea, sebuah kota dengan populasi 9.500 jiwa, selamat dari terjangan lava panas.
Masalah bom menjadi dilema para ahli yang melihat
supervolcano Yellowstone .
Gunung Yellowstone disebut sebut sebagai “tong mesiu” terbesar di dunia.
Gunung Berapi Super Yellowstone, yang terletak di Taman Nasional Yellowstone di Wyoming, AS, salah satu gunung berapi paling berbahaya didunia.
Gunung ini aktif sepanjang tahun dan terdapat magma panas di supervolcano Yellowstone.
Diameternya adalah sekitar 70 kilometer dengan tebal 10 kilometer di bawah kawah gunung.
Suhu magma ini memiliki energi yang cukup besar membentuk warna indah di Kawah Super Yellowstone
Dibandingkan dengan gunung besat lainnya seperti Gunung St. Helena, daya ledak supervolcano Yellowstone bisa 1.000 hingga 3.000 kali lebih kuat.
Letusan gunung berapi Super Yellowstone sebanding dengan bom nuklir jika meletus.
Cairan yang mengalir bisa mencapai puluhan juta derajat
Aliran suhu sekitar 900-1200 derajat saja sudah bisa membakar seluruh permukaan tanah menjadi hitam pekat.
Ketika magma bertemu dengan air laut, akan terjadi penguapannya menghasilkan gas beracun.
Abu dan gas mengandung belerang dan klorin akan naik ke ketinggian bersama angin membentuk hujan asam merusak tanaman di seluruh dunia.
Gunung Api Super Yellowstone tidak diragukan lagi merupakan bom waktu yang mengintai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H