Pertanian vertikal adalah salah satu bentuk pertanian yang dibudidayakan di dalam ruangan memerlukan energi untuk tanaman.
Tanaman atau kecambah tidak tumbuh dari tanah, melainkan tumbuh subur dalam larutan berair yang kaya nutrisi dengan sistem hidroponik.
Penelitian terhadap pertanian vertikal masih dalam tahap awal, namun para ilmuwan yakin metode budidaya ini memiliki banyak potensi untuk masalah pertanian.
“Pertanian vertikal adalah salah satu teknologi paling menjanjikan dapat memainkan peran kunci
dalam menyelesaikan trilema yaitu nutrisi, sumber daya, dan lingkungan.
Menurut perkiraan PBB, lebih dari sepuluh miliar orang di planet ini pada tahun 2060 akan menderita karena semakin banyak tanah subur yang hilang sebagian disebabkan karena penggunaan bahan kimia, cuaca ekstrem seperti kekeringan banjir yang membahayakan tanaman dan hal lainnya.
Pertanian vertikal dapat mengatasi semuanya ini ,karena tanaman vertikal tidak memerlukan pupuk, tidak menggunakan pestisida dan tidak bergantung pada cuaca.
Sistem budidaya multi-lapis yang disusun secara vertikal sangat cocok untuk memasok kebutuhan masyarakat.
Tapi diakui juga, pertanian vertikal adalah memerlukan konsumsi energi yang tinggi untuk penerangan dan pemanasan dan pendinginan. Didaerah yang punya 4 musim menjadi masalah.
Gandum dan tanaman padi tidak cocok untuk konsep pertanian vertikal, kata Profesor Jelali dari TH Cologne, Jerman.
Tanaman ini dilakukan secara budidaya konvensional.
“Kalau soal makanan pokok seperti gandum, kita akan membiarkannya tumbuh di ladang terlebih dahulu.”