Makhluk besar seperti paus, yang hidup di atas plankton, sering menelan produk plastik secara tidak sengaja, juga lumba-lumba  dan penyu dengan penglihatan yang buruk.
Para peneliti sampai pada kesimpulan bahwa "hampir semua spesies laut memiliki plastik di tubuhnya.
Plastik dari sungai terus kelaut, jadi perlu dipikirkan pengelolaan sungai.
Pengelolaan ekologi aliran sungai sangat penting.
Perlu diingat  bahwa pekerjaan restorasi tidak harus selalu dimulai dari ruas sungai yang rusak, tapi dapat dimulai dari ruas sungai yang masih baik dan sudah ada.
Rak atau blok sampah terapung salah satu solusi  sebagai garis pertahanan pertama untuk memcegah limbah  plastik kelaut.
Jenis-jenis rak atau blok  sampah yang digunakan dalam rekayasa yang saat ini digunakan antara lain rakit bambu, pelampung logam, pelampung plastik, pelampung baja, pelampung semen jaring baja, dan sebagainya.Â
Pelampung baja juga dapat dibagi menjadi pelampung tunggal dan pelampung ganda. Jenis tegangan meliputi tegangan tali kawat dan tegangan rantai jangkar.
Blok sampah terapung mengadopsi model Botai FT200 * 1000, bahan: polietilen LLDPE impor, berlubang di tengah, dan efek pemasangannya bagus.
Pengelolaan sungai secara ekologis juga untuk melindungi dan meningkatkan kekayaan alam sungai. Kita harus memulai dari sini. Setiap sungai kecil di blok sampah dan secara berkala dibersihkan agar tidak sampai kelaut.Â
Pemerintah atau pemda dapat memulainya agar kehidupan  dan pencemaran sampah plastik ke laut dapat berkurang.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H