Mohon tunggu...
YUDI M RAMID
YUDI M RAMID Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Dari pekerja medis ke Asuransi dan BUMN....

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Blok Sampah Terapung Disungai Membantu Hewan Laut Tidak Tercemar Plastik

2 Januari 2023   15:55 Diperbarui: 2 Januari 2023   16:38 865
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Makhluk besar seperti paus, yang hidup di atas plankton, sering menelan produk plastik secara tidak sengaja, juga lumba-lumba  dan penyu dengan penglihatan yang buruk.
Para peneliti sampai pada kesimpulan bahwa "hampir semua spesies laut memiliki plastik di tubuhnya.

Plastik dari sungai terus kelaut, jadi perlu dipikirkan pengelolaan sungai.
Pengelolaan ekologi aliran sungai sangat penting.
Perlu diingat   bahwa pekerjaan restorasi tidak harus selalu dimulai dari ruas sungai yang rusak, tapi dapat dimulai dari ruas sungai yang masih baik dan sudah ada.

Rak atau blok sampah terapung salah satu solusi   sebagai garis pertahanan pertama untuk memcegah limbah  plastik kelaut.

Jenis-jenis rak atau blok  sampah yang digunakan dalam rekayasa yang saat ini digunakan antara lain rakit bambu, pelampung logam, pelampung plastik, pelampung baja, pelampung semen jaring baja, dan sebagainya. 

Pelampung baja juga dapat dibagi menjadi pelampung tunggal dan pelampung ganda. Jenis tegangan meliputi tegangan tali kawat dan tegangan rantai jangkar.

Blok sampah terapung mengadopsi model Botai FT200 * 1000, bahan: polietilen LLDPE impor, berlubang di tengah, dan efek pemasangannya bagus.

Pengelolaan sungai secara ekologis juga untuk melindungi dan meningkatkan kekayaan alam sungai. Kita harus memulai dari sini. Setiap sungai kecil di blok sampah dan secara berkala dibersihkan agar tidak sampai kelaut. 

Pemerintah atau pemda dapat memulainya agar kehidupan  dan pencemaran sampah plastik ke laut dapat berkurang. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun