Presiden Pertama RI Sukarno lahir tanggal 06 Juni 1901 sedangkan Tunku atau Tengku Abdul Rahman lahir tanggal 08 Februari 1903.
Tuanku adalah anak ke-7 dari Sultan Abdul Hamid Halim Shah, penguasa ke-24 Kedah dengan istrinya yang keempat, Che Manjalara (née Nueng Nonthanakorn).
Bersama dengan ibunya dan saudaranya yang lain, Tunku waktu kecil tinggal di istana.
Sukarno dan Tengku dalam angkatan yang sama namun berbeda pendapat
Kesamaannya adalah Tunku Abdul Rahman Bapak Kemerdekaan Malaysia dan Sukarno Founding Father Indonesia.
Tunku mengakui, menerima kemerdekaan Malaysia dari Inggris sebenarnya bukanlah bagian yang sulit. Tapi pekerjaan selanjutnya bagaimana menyatukan raja Malaysia dan menerima koloni yang bukan milik raja.
Wilayah seperti Penang, Malaka, Singapura, Sarawak dan Sabah koloni Inggris daerah tak beraja tidak dikuasai Raja atau Sultan .
Ada sedikit kontroversi dalam diri Tunku. Tunku memiliki sifat dan hobi yang tidak biasa.Mungkin karena sejak kecil di Istana dan dikelilingi kemewahan.
“Saya adalah seorang playboy… suka pacuan kuda dan bermain poker. Tapi saya orang yang religius. Saya sholat, berpuasa, dan membayar Zakat," kata Tunku Abdul Rahman, seperti dikutip dalam buku Conversations with Tunku Abdul Rahman oleh Sultan Nazrin Syah percakapan dengan Tunku tahun 1980 an.
Tunku mengakui suka minum dan berjudi, tetapi juga menganggap dirinya seorang Muslim yang baik.
Saya menikmati dansa, minum dan berjudi. Saya tidak bisa mengubah kebiasaan saya meski di usia 67 tahun, kata Tunku seperti yang ditulis dalam buku tersebut.
Kelompok-kelompok tertentu ingin Tunku jangan“terlalu lunak” terhadap orang-orang non-Melayu,
agar mereka tidak berpengaruh diatas ekonomi dan politik di Malaysia.
Namun Tunku menganggap perlu bagi orang non-Melayu untuk memiliki tempat di Federasi Malaya.
"Jika kita menginginkan kemerdekaan dari Inggris, hanya ada dua, melalui negosiasi atau melalui perang," kata Tunku.
"Saya tidak ingin melihat pertumpahan darah seperti yang terjadi di India dan Pakistan.” kata Tunku Abdul Rahman pula.
Inggris memberikan kemerdekaan mereka harus diyakinkan bahwa investasi Inggris di Malaya akan tetap aman . Begitu juga tenaga kerja terampil mereka waktu itu yaitu Cina dan India. Inggris agak mengistimewakan ethnis tersebut.
Dalam federasi Malaysia, Tunku tidak pernah menginginkan Singapura sejak awal. Singapura rawan pertikaian ethnis. Salah satunya peristiwa Natrah gadis Belanda Bandung yang di adopsi melayu sejak bayi.
“Sebenarnya saya hanya ingin Sarawak dan Kalimantan Utara [Sabah] Tapi Inggris membuat syarat bahwa jika saya ingin Sarawak dan Kalimantan Utara, saya harus memiliki Singapura,” kata Tunku Abdul Rahman.
Mendapatkan Sabah dan Sarawak begitu penting bagi Tunku karena
dia waktu itu berpendapat Singapura berisiko jatuh ke Komunisme. Jika itu terjadi bisa menyebar ke Kalimantan atau Sarawak dan Sabah.
Indonesia sudah berada di bawah pengaruh komunis. Jadi keamanan Malaya akan sangat terancam.
Saya harus mengantisipasi apa yang mungkin terjadi.” ujar Tunku Abdul Rahman dalam buku Conversations with Tunku Abdul Rahman yang ditulis Sultan Nazrin.
Tunku mengutip kata-kata yang dikatakan Chin Peng di akhir Perundingan Damai Baling yang gagal.
“Tunku, kamu anti komunis dan saya komunis. Di antara kita berdua, tidak akan pernah bisa bekerja sama. Kita tidak akan pernah bisa hidup berdampingan,” kata Chin Peng pemimpin komunis Malaysia.
Tunku selalu menyatakan bahwa sikapnya adalah anti-Komunis.
“Posisi saya cukup jelas, saya bukan komunis. Saya seorang anti-komunis karena komunisme bertentangan dengan agama dan pendapat saya."
Saya ingin memiliki negara demokrasi, komunis tidak akan pernah ada demokrasi.” kata Tunku.
Salah satu kegagalan Tunku adalah
mengajak Brunei bergabung dengan Malaysia.
Sultan Omar dari Brunei, yang bernegosiasi dengan Tunku Abdul Rahman tidak saling memahami.
Tunku dan Sultan sebenarnya adalah teman dekat, Sultan Brunei adalah orang pertama yang mendukung pembentukan Malaysia. Namun ingin berdiri sendiri.
Tunku lebih menginginkan Serawak daripada Singapura. Jadi setelah merasa kuat di Sabah dan Sarawak Tunku mendepak (mengeluarkan ) Singapura dari Federasi.
Hal yang membuat Lee Kuan Yew sedih. Lee menyadari Singapura tidak memiliki apa apa. Tidak punya sumber daya alam dan rawan gesekan serta kumuh ketika itu.
Lee akhirnya bertekad mengubah itu. Di kemudian hari Singapura mengalahkan Kuala Lumpur dalam segala hal. Itu yang kemudian tidak diketahui Tunku.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI