Kemarahan belum mereda sejak kematian Mahsa Amini yang koma dan meninggal saat ditahan bersama perempuan lain oleh polisi moral.
Perempuan telah berperan dalam protes, melambaikan dan membakar cadar mereka.
Beberapa memotong rambut  di depan umum dan pengunjuk rasa yang marah menyerukan kejatuhan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.
Menurut LSM Amnesty International, para demonstran menghadapi "spiral mematikan dari pasukan keamanan" atau dalam bahaya.
LSM Â menyerukan penyelidikan independen oleh PBB.Â
Melihat unjuk rasa dan yang tewas para wanita,  wanita juga bisa marah dan  beringas dan seharusnya pemerintab lebih toleran  menghadapi demo.
Wanita Iran tidak bisa dipandang remeh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H