"Dengar dulu, " kata Chairil setengah berteriak.
Hafsah melihat suaminya serius bercerita dengan
cara menarik hati Hafsah.
Ketika kecil, apa saja dibelikan ayah, main gasing, gundu dan sebagainya. "
"Kenapa engkau tidak tinggal bersama ayahmu saja?" Tanya Hafsah.
"Aku keras kepala, tapi ayahku lebih keras ..," lanjut Chairil Anwar.
"Sebelumnya aku tidak mau ikut ibu, aku menyusul ibu setahun kemudian setelah bercerai dengan ayah. Ayah mengusirku, saking marahnya sampai mengeluarkan bahasa daerah.
"Baambuih waang, ka Banduang, ka Sukabumi aden indak paduli, "
"Apa itu?" Hapsah mengernyitkan kening.
"Artinya ayah mengusirku, terbang, pergi, berhambus," Chairil tertawa.
"Sudahlah, cukup itu saja.." Chairil meninggalkan Hapsah. Istrinya itu tidak puas Chairil menghentikan ceritanya begitu saja.
Chairil mungkin terbuka kepada Hafsah. Perceraian dengan ibunya tidak serta merta Chairil Anwar ikut ibu ke Jakarta.
Ia masih sekolah di MULO dan ayahnya ingin Chairil Anwar lulus sekolahnya.