Mohon tunggu...
YUDI M RAMID
YUDI M RAMID Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Dari pekerja medis ke Asuransi dan BUMN....

Selanjutnya

Tutup

Pulih Bersama Pilihan

Melihat Pertemuan Antar Menlu G20 di Bali, Belum Cair

11 Juli 2022   19:46 Diperbarui: 11 Juli 2022   19:56 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menlu AS dan Menlu Rusia tidak mau berfoto bersama. Foto: AFP via medcom.id

Pertemuan para Menlu G20 di Bali, menarik untuk dilihat. Memang pertemuan telah selesai tapi pernak pernik atau masalahnya terlihat jelas. 


Pertemuan para menteri luar negeri G20 di Bali tanggal 07 dan 08 Juli 2022 lalu   terlihat sulit cairnya komunikasi para menlu Barat dengan Rusia.


Pertemuan itu bisa jadi tidak ramah bagi Menlu Rusia Sergey Larov. Ia menjadi sorot perhatian  

Tapi perlu digaris  bawahi, Putin telah menghormati Indonesia dan ikut berpartisipasi dengan mengirim Menlunya.

Hotel Nusa Dua Bali jadi saksi, bagaimana Indonesia akan mencoba mengukir Sejarah untuk kesuksesan G20  di bulan Nopember nanti. 

Indonesia telah mencoba mencairkan hubungan rival Barat dengan Rusia dan China paling tidak ditingkat Menlu. 

Menteri Luar Negeri China Wang Yi bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov di Bali Kamis (7 Juli) 

Mereka  digambarkan mengadakan pertemuan   membahas masalah global  perang Ukraina. Tentu saja Wang Yi mendukung Rusia.

Beijing adalah sahabat yang kuat dan menjunjung tinggi hubungan negaranya dengan Rusia. China sekali lagi nyatakan keprihatinannya atas sikap Barat yang berusaha untuk mengisolasi Rusia. 

Lavrov menjelaskan"tentang pelaksanaan misi utama operasi militer khusus" di Ukraina  

Ia mengulangi retorika Moskow bahwa tujuannya adalah untuk "mendenazifikasi" negara itu.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken juga tiba di Bali Kamis malam juga . 

Menlu AS tidak berbicara dengan Menlu Rusia.

Ia juga  mengadakan pembicaraan bilateral dengan Wang Yi Menlu China pada Sabtu.

 Dalam agenda Menlu AS menghindari pertemuan langsung dengan mitranya dari Rusia .

Pertemuan kedua antara kedua Menlu terakhir pada Januari di Jenewa, Swedia. AS telah memperingatkan  Rusia agar tidak invasi ke Ukraina. Peringatan yang tidak diacuhkan Rusia. 

Kini AS dan sekutunya  akan menggunakan pertemuan itu - untuk melobi negara lain  untuk menarik dukungan ke Moskow.

Anthony Blinken diperkirakan di Bali akan mengulangi peringatan ke Beijing tentang dukungannya untuk Rusia pada pembicaraan hari Sabtu dengan Wang Yi Menlu China.

Kejadian lain,  Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss menarik diri dari pertemuan pada menit terakhir, digantikan pejabat senior Inggris.

Kejadiannya   setelah Perdana Menteri Boris Johnson mengundurkan diri sebagai pemimpin partai Konservatif pada hari Kamis dan ia kembali ke Inggris.


Dalam pertemuan, beberapa anggota G-20 “ terus menyatakan kecaman” atas invasi Rusia ke Ukraina. 

Kecaman itu membuat gerah Menlu Rusia Sergey Larov. Dia memilih "walk out" dari beberapa sesi dalam pertemuan di Bali

Pernyataan Barat tentang keprihatinannya dengan “dampak global . Terhadap pangan, energi, dan keuangan” dunia.

 “Adalah tanggung jawab kita untuk mengakhiri perang secepat mungkin." Ujar para diplomat Barat.

Sejak Rusia menginvasi Ukraina militernya telah memblokir semua pelabuhan Laut Hitam .

Akibatnya Ukraina tidak biasa mengekspor komoditasnya. Pada hal  itu sangat dibutuhkan dunia.
Ukraina sebagai  pengekspor biji-bijian terbesar didunia. 

 Menlu Rusia Berbincang dengan rekannya Menlu China Wang Yi di Bali. 07/07/22. Foto: AFP/france24.com
 Menlu Rusia Berbincang dengan rekannya Menlu China Wang Yi di Bali. 07/07/22. Foto: AFP/france24.com
Sergey Larov juga harus menghadapi pertanyaan-pertanyaan sulit dari wartawan.

"Kapan Rusia akan menghentikan perang?" tanya seorang wartawan Jerman mencecar Sergey Larov. dengan teriakan.

 Sergey  
Lavrov tidak menanggapi dan hanya berjalan pergi.
Pada pertemuan para menteri, Lavrov memilih duduk di antara perwakilan dari Arab Saudi dan Meksiko.


Sergey Larov mengatakan bahwa Barat mencegah solusi damai untuk konflik di Ukraina dengan menolak untuk berbicara dengan Rusia.

“Jika Barat tidak ingin pembicaraan  maka mungkin, tidak ada yang perlu dibicarakan dengan Barat,” kata Larov menurut TASS kita kutip dari kantor berita Rusia.

Ditanya apakah ada kemungkinan dia dan Menlu Amerika Anthony Blinken bisa berbicara?

,“Bukan kami yang mengabaikan semua pembicaraan, tapi Amerika Serikat," kata Menlu Rusia.

Di Bali, Menlu Rusia Lavrov dan Menlu Jerman  Annalena Baerbock mengkritik Lavrov karena walk.out dari ruang pertemuan.

Menlu Jerman mengkritik  bahwa Lavrov tidak hadir pada diskusi tentang bagaimana meningkatkan masalah pasokan dan distribusi pangan global.

Dikesempatan lain, Lavrov juga balas mengkritik dan mempertanyakan perilaku Barat

Diplomat G7 telah melewatkan (tidak hadir) jamuan makan malam yang diselenggarakan oleh Indonesia pada hari Kamis karena dia ada disana.

“Inikah cara mereka memahami protokol, kesopanan, dan kode etik,” tambahnya.

Retno Marsudi Menlu Indonesia berbicara tentang makan malam yang diboikot.

“Kami berusaha menciptakan situasi yang nyaman, ketika negara-negara G7 mengatakan tidak bisa menghadiri resepsi  saya bisa memahami situasinya  ”kata Retno.

Indonesia telah mencoba untuk menengahi  Rusia dan Barat.

Suasana pertemuan para Menteri Luar Negeri anggota G20 (FMM G20 Bali) di Bali pada 8 Juli 2022. Sumber: TEMPO/Daniel Ahmad
Suasana pertemuan para Menteri Luar Negeri anggota G20 (FMM G20 Bali) di Bali pada 8 Juli 2022. Sumber: TEMPO/Daniel Ahmad

Diakui misi Indonesia untuk membujuk Moskow untuk gencatan senjata tidak segera terwujud.

Tapi  Presiden Rusia Vladimir Putin telah berjanji akan mengamankan jalur laut yang aman untuk gandum dan pupuk dari lumbung dunia Rusia dan Ukraina. Itu maksud baik Rusia untuk mencegah krisis  pangan global. Salah satu keberhasilan Jokowi bertemu Putin.

Terakhir para Menlu Barat menolak untuk berfoto bersama. Tidak ada foto bersama antara Menteri Luar Negeri G20 di Bali karena mereka tidak mau adanya Menlu Rusia Sergey Larov. 

Bagi Indonesia  saat ini adalah tepat  memiliki tema  G20. 

Saatnya Mengukir Sejarah sebagai Pemegang Presidensi G20 2022. "Recover Together, Recover Stronger"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pulih Bersama Selengkapnya
Lihat Pulih Bersama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun