Benjamin anaknya mewarisi bakat seni grafis dari ayahnya.
Di Boston, daerah itu hanya berjarak dua belas mil dari perkebunan Salgrave.
Paman tertua Ben Franklin bernama  Thomas, mengikuti tradisi keluarga, bersiap menjadi pandai besi.
Tetapi Esquire Palmer, umat paroki paling berpengaruh di daerah mereka dengan segala cara mendorong Thomas menjadi pendeta.
 Mungkin suatu saat Paroki mengirim kamu belajar di Inggris."
Thomas tinggal di keluarga Palmer. Paroki adalah keluarga yang taat beribadah.
***
Ben kecil sangat dekat dengan ayahnya Jos Franklin. Tapi ia tetap tidak sekolah sampai usia 9 tahun.
"Kamu, apa yang kamu pikirkan?" Tanya Jos kepada Ben.
"Aku cuma ingin sekolah. Sudah berapa umurku ayah?" Tanya Ben.
"Sekolah terlalu jauh, tapi kabarnya akan dibuka sekolah terdekat." Celetuk ayahnya.
"Jauh juga tidak apa, aku kuat berjalan." Kata Ben pula.
"Apa betul kamu mau sekolah?"
"Mau ayah," Jos Franklin tersenyum riang dengan anaknya yang bermata paling tajam.
"Hei, Abia. Ben mau masuk sekolah. Ada berapa uang yang kamu simpan?"
"Tidak banyak, tapi kita bisa menyisihkan untuk Ben apabila tidak terlalu besar."
Ibunya berteriak didapur.
Ibunya menyetujui, Ben sangat senang dia akan sekolah. Saudaranya banyak yang tidak sekolah dan terlalu sibuk membantu ekonomi keluarga