Mohon tunggu...
YUDI M RAMID
YUDI M RAMID Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Dari pekerja medis ke Asuransi dan BUMN....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Ucu dan Ida 8 (Bertunangan)

12 Februari 2022   13:53 Diperbarui: 12 Februari 2022   14:58 1043
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ucu dan Ida. dok foto via republika.co.id.

Bab 9 Bertunangan.

Namun kemudian, semuanya selesai, Ucu bernapas lega.

Ketika ayahnya bertanya, Ida tidak berani membantah atau mengatakan persetujuan.

"Katakan saja," ujar ayah Ida. Ibu memperhatikan anaknya sedikit tegang.
"Iya Ida, kamu apa menyetujui atau belum mau, sambung ibunya.

Dengan hati berdebar dan takut salah, karena orang tuanya sudah menetapkan jodohnya dengan pria lain yang sedang study di Amerika Ida berkata,

"Terserah Emak dan Ayah. Kalau seandainya diterima, alhamdulillah. Kalau seandainya tidak, ya tidak apa-apa juga. " ujar Ida.

"Berarti kamu mau," kata ayahnya menarik napas panjang.

"Anak kita mau, jadi kita mempunyai menantu orang Makasar," kata ayah Ida.

"Kita cari hari yang baik," ujar ibu Ida.
"Setelah calon menantu kita lulus kuliah, tidak perlu terburu buru," ujar ayahnya pula.

Ida tentu saja gembira dengan keputusan ayah. Dia tersenyum malu-malu. 

"Ini selesai, kamu bertunangan dan setelah selesai calon suamimu kuliah boleh menikah," putus ayahnya. 

Hal ini segera diberitahukan keluarga Ida kepada keluarga Ucu.

"Aku akan segera lulus," kata Ucu dengan semangat. 

Ucu dan Ida segera "bertimbang tando" atau bertunangan. 

Dengan bertunangan itu mereka sudah akrab satu sama lain meski ada benang pembatas karena belum menikah.

"Jadi kita sudah bertunangan dan sudah bisa lebih bebas," kata Ucu kepada Ida.

"Tidak juga," balas Ida.

"Jadi tidak bisa?" Tanya Ucu.
"Apa yang bisa?" Tanya Ida memonyongkan bibir.
"Kita berpacaran seperti orang lain, kamu jangan malu malu lagi dengan saya."

"Tidak boleh, " jawab Ida
"Tidak boleh sama sekali?"
"Hanya boleh sedikit berpegang tangan," seru Ida dengan suara rendah.

"Hanya itu?" 

"Iya, selebihnya kalau sudah menikah," jawab Ida lagi.

"Baiklah, itu juga baik dan aku juga akan mengkabarkan kamu satu hal, "
Ucu tak dapat menyembunyikan hal yang sangat menggembirakan.
"Apa itu?" Tanya Ida.

Ucu tersenyum dengan wajah khasnya yang selalu ceria.

"Saya akan menjadi wakil rakyat dari jalur Sekretariat Bersama Golongan Karya," ujar Ucu.

"Menjadi anggota Dewan?" Tanya Ida heran.

"Iya, saya dekat dengan pejabat karena pemimpin Kesatuan Mahasiswa." Jawab Ucu.
"Jadi saya diusulkan jadi anggota DPRD dan sudah berhasil." Kata Ucu.

Ida memerhatikan Ucu dengan kagum. Tidak sembarangan orang bisa menjadi wakil rakyat dan Ucu berhasil ketika menjadi mahasiswa.

"Saya dekat dengan pak Jusuf,  dia adalah Panglima Militer di Makasar. " kata Ucu.

Lalu Ucu menceritakan sedikit tentang kedekatannya dengan  M.Jusuf .

"Dia orang Makassar dan bangsawan bergelar Daeng, tapi tak  pernah memakai gelarnya.' Jelas Ucu.

"Saya bisa saja bertemu setiap waktu dengan beliau.  Di Mesjid atau di kantor.  Juga wakilnya Pak Solihin  GP," Cerita Ucu lagi.

foto pernikahan ucu 50 tahun lalu, dok.Chairani Kalla via republika.co.id
foto pernikahan ucu 50 tahun lalu, dok.Chairani Kalla via republika.co.id

***

M.Jusuf adalah Jenderal berbintang satu ketika itu. Dia adalah orang yang berasal dari Makasar.

Andi Muhammad Yusuf atau lebih dikenal dengan nama M. Jusuf saja.

M .Jusuf memulai karier militernya di Angkatan Laut  di Angkatan Laut ke-10 Staf Komando kantor pusat di Yogyakarta.

Tapi kemudian M. Jusuf  beralih ke Angkatan Darat, menjadi bagian dari Polisi Militer .

 M. Jusuf ikut dalam memadamkan pemberontakan oleh Republik Maluku Selatan (RMS). 

Kepala Staf Angkatan Darat Jendetal Abdul Haris Nasution, membentuk empat Kodam di Indonesia Timur .

Salah satunya adalah Kodam XIV/Hasanuddin.

M.Jusuf dipindahkan ke Kodam XIV/Hasanuddin dan menjabat sebagai Panglima dengan pangkat jenderal bintang satu.

Untuk menjaga keamanan dibawahnya  ditugaskan juga Solihin GP yang ketika itu berpangkat Kolonel. 

Kedua perwira militer itu adalah orang yang dikagumi Ucu. Mereka orang yang suka bergaul dengan masyarakat.

Apalagi bapak M.Jusuf, banyak kegiatan membantu kegiatan mesjid. 

Foto pernikahan Ucu 50 tahun lalu. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun